HUT Ke-80 TNI dan Panggung Tiga Letjen yang Berpotensi Naik Bintang Empat

4 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Selamat Ginting/pengamat politik dan militer Unas

Upacara peringatan Hari Ulang Tahun ke 80 Tentara Nasional Indonesia (TNI) tahun ini, tidak hanya menjadi simbol kekuatan militer nasional, tetapi juga panggung awal dari konfigurasi kepemimpinan TNI di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Beberapa perwira tinggi menonjol di tengah perhelatan besar ini: Letjen Bambang Trisnohadi (Akmil 1993), Letjen Kunto Arief Wibowo (Akmil 1992), dan Letjen Muhammad Fadjar (Akmil 1993).

Namun, di luar para letnan jenderal (letjen) yang mendapat sorotan langsung dalam acara bersejarah TNI, terdapat satu nama yang diam-diam menyimpan bobot besar dalam kalkulasi politik militer: Jenderal Tandyo Budi Revita (Akmil 1991), Wakil Panglima TNI saat ini. Dengan pangkat penuh bintang empat dan posisi strategis, Tandyo sangat mungkin menjadi figur transisi atau pengganti KSAD (Kepala Staf Angkatan Darat) dalam waktu dekat.

Tentu saja dengan catatan jika Presiden Prabowo Subianto merasa perlu untuk melakukan rotasi elite militer, baik untuk Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto (Akmil 1991), maupun KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak (Akmil 1992), pasca-HUT Ke-80 TNI pada 2025 ini. Maupun terkait dengan reshuffle kabinet satu tahun pemerintahan Prabowo Subianto.

Panggung simbolik

Setidaknya ada empat perwira tinggi Angkatan Darat yang mendapatkan perhatian dalam dua perhelatan besar, baik upacara HUT TNI 2025 maupun upacara gelar pasukan operasional dan kehormatan militer di Batujajar, Bandung, pada 10 Agustus 2025 lalu.

1. Letjen Bambang Trisnohadi: Komandan Upacara HUT TNI 2025. Ia tampil sebagai figur sentral, Bambang menunjukkan bahwa dirinya sedang "naik panggung", dan sangat mungkin sedang dipersiapkan untuk jabatan strategis di Mabesad ataupun di Mabes TNI. Kini posisinya sebagai Pangkogabwilhan 3 untuk wilayah Timur Indonesia.

2. Letjen Kunto Arief Wibowo: Memimpin defile kelompok perwira tinggi TNI pada HUT TNI 2025, memperlihatkan soliditas dan penerimaan luas dari lingkaran elite militer. Kunto adalah putra dari Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, mantan Panglima ABRI dan Wakil Presiden RI, dan memiliki rekam jejak kuat di wilayah teritorial. Ia potensial menjadi bintang empat. Posisinya kini sebagai Pangkogabwilhan 1 wilayah Barat Indonesia.

3. Letjen Muhammad Fadjar: Panglima Kostrad, menjadi komandan upacara gelar pasukan operasional dan kehormatan militer di Batujajar, 10 Agustus 2025 lalu. Penugasan ini menguatkan posisinya dalam bursa suksesi pimpinan TNI AD.

4. Jenderal TNI Tandyo Budi Revita: Saat ini menjabat Wakil Panglima TNI, dan satu-satunya figur dalam daftar ini yang sudah menyandang bintang empat. Dengan rekam jejak komando yang lengkap, posisinya sangat strategis: ia bisa menjadi penjaga stabilitas transisi atau justru menggantikan KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak yang sudah sekitar dua tahun di posisi tersebut. Tandyo juga dikenal sebagai figur profesional yang relatif netral secara politik.

Kalkulasi kekuasaan di TNI

Presiden Prabowo tahu betul bahwa stabilitas TNI adalah kunci stabilitas politik nasional. Ia tampaknya sedang mengatur jalur promosi bagi para perwira tinggi yang bisa mengawal agenda besar pertahanan dan keamanan nasional, termasuk modernisasi alutsista dan penguatan peran TNI dalam konteks geopolitik regional.

Namun, kalkulasi ini tidak sekadar soal loyalitas. Prabowo justru menunjukkan kecenderungan memilih perwira tinggi yang profesional, memiliki basis kuat di internal TNI, dan tidak terlalu berafiliasi secara politik terbuka.

Bursa KSAD

Melihat dinamika hari ini, bursa kandidat KSAD, semakin kompetitif. Setidaknya ada empat nama utama:

1. Jenderal Tandyo Budi Revita

Sudah menyandang bintang empat. Jika Prabowo ingin masa transisi yang tenang dan tertib, Tandyo adalah figur paling siap secara struktural. Ia juga bisa menjadi KSAD "penjaga momentum" sambil menyiapkan suksesi jangka menengah.

2. Letjen Kunto Arief Wibowo

Figur teritorial yang kuat secara historis dan jaringan. Jika Prabowo ingin memperkuat kendali atas TNI AD dengan figur yang punya akar kuat dan legitimasi senior, Kunto adalah opsi yang solid.

3. Letjen Muhammad Fadjar

Jalur Kostrad menjadi pilihan tradisional tetap relevan. Fadjar, dengan gaya tenang dan kuat dalam bidang operasi, dapat menjadi alternatif yang menggabungkan profesionalisme dan kesiapan komando.

4. Letjen Bambang Trisnohadi

Mewakili unsur staf dan perencanaan strategis. Meskipun sedikit lebih senyap dalam panggung media, posisinya dalam upacara HUT TNI menandakan penguatan peran di level tertinggi Mabes.

Kuda hitam

Memang masih ada nama-nama letnan jenderal lain yang bisa menjadi kuda hitam dalam persaingan ini, seperti Kasum TNI Letjen Richard Taruli Horja Tampubolon (Akmil 1992), Wakil KSAD Letjen Saleh Mustafa (Akmil 1991), Sekjen Kemenhan Letjen Tri Budi Utomo (Akmil 1994), serta Danpussenif Letjen Iwan Setiawan (Akmil 1992).

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |