Home > Shipping Friday, 18 Jul 2025, 18:30 WIB
Traceability jadi salah satu tantangan dan peluang yang dihadapi.

ShippingCargo.co.id, Jakarta — Rully Arya Wisnubroto, Kepala Riset & Ekonom Utama Mirae Asset, menyebut diversifikasi ekspor ke Uni Eropa sebagai strategi logis untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada pasar Amerika Serikat, terutama di tengah ancaman tarif tinggi dari Washington sebesar 19 persen . Perspektif ini membawa implikasi langsung terhadap sektor pelayaran dan logistik maritim nasional.
Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Eropa (IEU-CEPA) baru saja rampung setelah 10 tahun negosiasi terbuka peluang peningkatan volume ekspor Indonesia ke kawasan Eropa. Ini berarti peningkatan permintaan terhadap jasa pelayaran lintas samudra (intercontinental shipping), khususnya untuk rute Asia–Eropa, per Republika.
Berikut adalah implikasinya bagi sektor pelayaran dan logistik maritim;
- Rute dan Kapasitas Baru: Diversifikasi ekspor memerlukan adaptasi pada network deployment. Operator pelayaran nasional dan internasional perlu mengalokasikan atau menyesuaikan tonase untuk pelabuhan tujuan di Eropa yang sebelumnya jarang dijamah.
- Pelabuhan dan Fasilitas Pendukung: Terminal ekspor utama seperti Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Patimban perlu bersiap menangani lonjakan kargo, khususnya bulk cargo seperti CPO, bijih, atau bahan mentah lainnya yang lebih diminati pasar Eropa.
- Transit Time dan Biaya: Rute ke Eropa cenderung lebih panjang dan kompleks dibanding AS, sehingga efisiensi pelabuhan dan kelancaran multimoda (kereta, truk, feeder) menjadi kunci menekan biaya logistik.
- Kebutuhan Sertifikasi dan Penelusuran Asal Produk (traceability): Untuk menyesuaikan standar Eropa, shipping lines dan operator logistik perlu mendukung penguatan sistem dokumentasi dan compliance, termasuk green shipping dan carbon footprint disclosure.
Meski implementasinya memakan waktu dan adaptasi, IEU-CEPA membuka cakrawala baru bagi pelayaran Indonesia. Perlu kesiapan pelaku industri maritim untuk menangkap peluang ini—mulai dari alokasi kapal, optimasi pelabuhan, hingga peningkatan freight service standards demi menyesuaikan ekspektasi pasar Eropa.