Ratusan Siswa SMK Pelita Al-Ikhsan Nobar Film G30S/PKI: Dari Rasa Sedih hingga Bangga

11 hours ago 5

Home > Sekolah Tuesday, 30 Sep 2025, 15:08 WIB

Suasana hening berganti dengan sorak, tegang, bahkan sesekali isak tertahan saat adegan dramatis bergulir di layar.

Ratusan siswa SMK Pelita Al-Ikhsan nonton bareng film pemberontakan G30S/PKI di aula sekolah. (Foto: Dok Eko Widiantoro)Ratusan siswa SMK Pelita Al-Ikhsan nonton bareng film pemberontakan G30S/PKI di aula sekolah. (Foto: Dok Eko Widiantoro)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Aula SMK Pelita Al-Ikhsan di Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, tampak penuh sesak pada Selasa siang, 30 September 2025.

Ratusan siswa berjejal menyaksikan pemutaran film Pengkhianatan G30S/PKI.

Suasana hening berganti dengan sorak, tegang, bahkan sesekali isak tertahan saat adegan dramatis bergulir di layar.

Bagi sebagian siswa, menonton film sejarah ini bukan sekadar rutinitas tahunan. Kayla Nurzakiah, siswi kelas XI RPL, mengaku hatinya terenyuh saat melihat kisah perjuangan para pahlawan yang dikhianati.

Baca juga: Catatan Cak AT: Siswa Korban MBG (2)

“Sedih melihat perjuangan mereka, tapi juga bangga sebagai warga negara Indonesia. Rasanya campur aduk, ada sedih, kagum, deg-degan,” ucapnya lirih.

Kayla menuturkan, dari film itu ia belajar agar tidak mudah percaya kepada siapa pun, bahkan orang terdekat.

"Pengkhianatan bisa datang dari mana saja. Saya jadi lebih menghargai perjuangan pahlawan, karena perjuangan itu tidak mudah,” katanya.

Bagi pihak sekolah, nobar ini bukan sekadar tontonan, melainkan upaya menjaga memori sejarah. Kepala SMK Pelita Al-Ikhsan, Ius Ruswali, S.Sos.I, mengatakan kegiatan tersebut rutin digelar setiap 30 September.

Baca juga: MK Tolak Permohonan Syarat Capres/Caleg/Cakada, Suhartoyo: Minimal Sarjana

“Tujuannya agar siswa paham peristiwa G30S/PKI dan sadar bahaya laten komunisme di Indonesia. Mereka perlu tahu sejarah dari sumber yang benar,” ujar Ius.

Menurut Ius, di era digital siswa mudah terpapar informasi yang menyesatkan. Karena itu, sekolah merasa perlu menghadirkan ruang edukasi agar para siswa tidak larut dalam arus hoaks.

“Kegiatan ini salah satu cara mengimbangi banjir informasi negatif,” kata dia.

Baca juga: Larangan Menjual Rokok Kepada Anak Harus Jadi Kesadaran dan Komitmen Bersama

Selain nobar G30S/PKI, sekolah juga kerap mengadakan kegiatan keagamaan setiap Jumat bersama penyuluh agama KUA Ujungjaya. Tema yang diangkat selalu menyesuaikan momentum, termasuk Hari Kesaktian Pancasila pada 1 Oktober.

Bagi Kayla dan teman-temannya, nobar kali ini akan meninggalkan kesan mendalam. Dari layar lebar, mereka tak hanya melihat kisah kelam masa lalu, tapi juga menemukan cermin untuk masa depan: betapa rapuhnya bangsa tanpa persatuan, dan betapa berharganya perjuangan para pahlawan. (***)

Image

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |