REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), melalui Badan Perencanaan Pembangunan PBNU (BAPPENU) yang dinahkodai Erick Thohir, menjalin kemitraan strategis dengan perusahaan asal Singapura, Harvest Advisor Financial Holdings untuk memperkuat ekosistem investasi syariah di Indonesia dan dunia.
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf Gus Yahya mengatakan, dalam dua hari terakhir pihaknya telah melakukan pembicaraan intensif dengan perusahaan tersebut melalui entitas syariahnya, Harvest Syariah Fund.
Dia menilai, kerja sama ini berpotensi besar membawa pengaruh global dalam pengembangan ekonomi umat, khususnya di kawasan-kawasan Muslim seperti Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika.
“Nah, maka kerja sama antara Harvest Fund dengan NU ini akan sangat potensial menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat melalui jaringan NU yang menjangkau langsung hingga ke desa,” ujar Gus Yahya saat konferensi pers di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis (12/6/2025).
Menurut Gus Yahya, kolaborasi ini bukan hanya bersifat nasional, melainkan juga dapat menjadi bagian dari gerakan global untuk pembangunan berbasis syariah. Dia menyebut NU memiliki struktur hingga tingkat desa yang dapat berperan aktif dalam menyerap manfaat investasi syariah langsung ke masyarakat.
“Dengan dukungan keahlian manajemen, kapasitas teknologi, dan jaringan internasional dari Harvest Fund, kerja sama ini bisa menjangkau lebih luas dari sekadar sektor keuangan. Ini bisa berkembang ke bidang kesehatan, otomotif, bahkan terhubung ke sistem pendidikan NU, termasuk pesantren dan madrasah,” ucap Gus Yahya.
Adapun fokus awal dari kolaborasi ini adalah pembangunan sistem pendanaan dan investasi bisnis yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dia menekankan bahwa pengembangan ekonomi syariah kini telah menjadi prioritas strategis nasional, sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan poin kedua dari Nawacita Presiden.
“Ini merupakan bagian dari agenda strategis pemerintah. Maka, kami juga akan berhubungan secara langsung dan intensif dengan pemerintah dalam mengerjakan kerja sama ini. Praktis nanti akan dijalankan bersama-sama dengan pemerintah,” kata dia.
Gus Yahya juga melihat kemitraan ini sebagai langkah penting untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat keuangan Islam global. Menurut dia, potensi besar Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia belum sepenuhnya dimanfaatkan secara maksimal.
“Gagasan-gagasan yang sudah didiskusikan bisa berkembang sedemikian jauh sampai kepada pengaruh internasional yang sangat strategis. Itu sebabnya saya melihat ini akan menjadi kerja sama yang sangat penting dan berharga kalau kita bisa mewujudkannya,” ujar Gus Yahya.
Platform Harvest Syariah Fund yang dibangun bersama PBNU ini bertujuan menyediakan solusi investasi yang terstruktur dan sesuai syariah, tidak hanya menarik modal global, tetapi juga mendorong pembangunan nasional yang inklusif dan berkelanjutan. Inisiatif ini menjadi bagian dari ikhtiar mewujudkan Indonesia sebagai pemain utama dalam ekonomi Islam dunia.
Di tempat yang sama, Managing Director Harvest Advisor Financial Holdings, Andrew Tan menjelaskan, selama ini Harvest memiliki pengalaman dan keahlian di bidang investasi, teknologi, serta pembangunan jejaring strategis, terutama dengan mitra di Timur Tengah seperti Uni Emirat Arab dan Arab Saudi.
Menurut dia, keunggulan tersebut akan mendorong Indonesia menjadi pusat industri halal dunia melalui PBNU sebagai salah satu aktor utamanya.
“Harvest memiliki expertise dalam bidang investasi dan teknologi, serta koneksi kuat di Timur Tengah. Kami ingin berkontribusi menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal global,” kata dia.