Home > Literasi Monday, 04 Aug 2025, 10:27 WIB
Di tengah dunia yang berubah, di tengah evolusi teknologi, yang terjadi bukan tengah menghadapi masalah menulis, yang terjadi adalah menghadapi masalah zaman.

Prolog:
Di sebuah kedai kopi di tengah kota Palembang, sore hari seorang jurnalis senior yang akrab disapa “Om Bangun” menatap layar laptopnya yang mulai redup. Sejak tahun 1988 berkarya di dunia jurnalistik, namun kini ia merasa seperti pemula lagi. “Dulu, satu artikel bisa bertahan seminggu di koran. Kini, satu tweet bisa melenyapkan artikel dalam hitungan menit”, gumamnya.
Di meja sebelah, Dimas, mahasiswa Ilmu Komunikasi dari sebuah PTN, sibuk mengetik di ponselnya. Ia baru saja menerbitkan opini di salah satu kanal media sosial (medsos) yang langsung viral dengan 50.000 views dalam sehari. “Teknik menulisnya beda, Om. Kita harus bisa bercerita dalam 280 karakter, tapi tetap punya dampak”, ujarnya ketika mengetahui lawan bicaranya adalah editor senior.
Ternyata pertemuan antara dua generasi tersebut yang tidak sengaja ini menjadi awal dari sebuah perjalanan penemuan kembali seni menulis di era multi media dan konvergensi media - di mana batas antara koran, majalah, radio, televisi, media online/ daring, dan media sosial mulai menghilang.
KINGDOMSRIWIJAYA – Jumat petang, 1 Agustus 2025 masuk sebuah pesan, dari nomer ponsel (telepon seluler) yang namanya tidak tersimpan di daftar kontak. Isi pesannya, untuk meminta menjadi pemateri pada kegiatan In House Training (IHT) Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM) Teknokra Universitas Lampung. Materinya tentang “Penulisan Opini”.
Pada era konvergensi media dan multi media saat ini, masih perlukah belajar tentang teknik menulis opini yang pada masa lalu memang menjadi salah satu rubrik pada media cetak (surat kabar atau majalah)? Ketika media cetak memasuki masa senja kala, lahirlah media online atau daring, tumbuh subur seperti jamur di musim hujan. Ternyata dari banyak media online, banyak yang tidak memiliki rubrik/ kanal opini, atau tidak memberi ruang bagi para penulis opini dari berbagai latar belakang untuk menuangkan gagasan atau pemikirannya.
Namun itu bukan persoalan atau masalah yang harus diperdebatkan. Lebih elok mengantisipasi era multi media dengan mempersiapkan kiat-kiat menulis pada jenis tulisan atau rubrik yang lebih beragam, tentu dengan mengikuti dengan mengikuti perkembangan teknologi media yang terus berkembang dan berubah.
Penggiat Literasi-Tutor-Penulis & Penerbit Buku -- PALEMBANG - INDONESIA