Menata Ulang Ekonomi Rakyat Lewat Transformasi Digital UMKM di Era Digital

7 hours ago 4

Image Bintang Raja

Bisnis | 2025-06-16 06:07:00

UMKM adalah cerita tentang warung di pojok gang, toko kelontong di pasar, atau usaha rumahan yang dikelola keluarga. Mereka bukan sekadar pelaku usaha kecil mereka adalah denyut ekonomi rakyat. Tapi zaman terus berjalan, dan mau tak mau mereka pun harus ikut bergerak.

Sekarang, kita hidup di masa di mana hampir semua hal bisa dilakukan lewat ponsel. Belanja, bayar tagihan, bahkan memesan kopi cukup lewat layar. Di tengah dunia yang makin digital ini, UMKM dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah mereka bisa ikut masuk ke dalam dunia itu, atau justru tertinggal di belakang?

Transformasi digital bukan hanya soal teknologi. Ini soal cara berpikir, cara berjualan, dan cara bertahan di tengah persaingan yang makin ketat. Kalau UMKM mampu beradaptasi, mereka bukan hanya bisa bertahan, tapi juga berkembang. Tapi bagaimana caranya? Dan apakah digitalisasi benar-benar berpihak pada usaha kecil?

UMKM: Tulang Punggung yang Masih Rapuh:

Bicara soal UMKM, kita bicara tentang mayoritas. Mereka menyerap lebih dari 90% tenaga kerja dan menyumbang sebagian besar PDB Indonesia. Tapi di balik angka itu, banyak dari mereka masih berjalan sendiri, dengan cara-cara lama. Catatan penjualan di buku tulis, pemasaran lewat mulut ke mulut, dan sistem keuangan yang seadanya.

Ketika pandemi datang, banyak dari mereka kelimpungan. Toko tutup, pelanggan hilang, dan mereka tidak tahu harus pindah ke mana. Beberapa yang sudah kenal marketplace bisa bertahan. Tapi yang belum? Terpaksa gulung tikar. Masalahnya bukan karena mereka lemah, tapi karena mereka tidak punya akses dan pengetahuan. Teknologi masih dianggap rumit, mahal, atau hanya untuk bisnis besar. Padahal, kalau mereka bisa masuk ke dunia digital, peluang yang terbuka bisa jauh lebih besar dari lapak di pinggir jalan.

Saatnya UMKM Melek Digital:

Transformasi digital itu bukan berarti semua UMKM harus punya aplikasi sendiri atau paham coding. Seringkali, langkah kecil saja sudah cukup: punya akun WhatsApp Bisnis, jualan di marketplace, atau promosi lewat Instagram. Itu pun sudah jauh lebih baik dari tidak sama sekali.

Beberapa pelaku UMKM mulai merasakan manfaatnya. Ada penjual keripik di desa yang sekarang kirim produk ke luar pulau lewat Tokopedia. Ada tukang jahit yang ordernya meningkat setelah aktif di TikTok. Bahkan ada warung kecil yang pakai sistem kasir digital dari aplikasi gratis, jadi bisa tahu berapa keuntungan hari itu.

Pemerintah dan swasta juga mulai banyak turun tangan. Program pelatihan digital, kelas online gratis, bahkan pendampingan UMKM mulai bermunculan. Tapi semua itu baru langkah awal. Yang terpenting adalah membuat para pelaku UMKM merasa nyaman dulu dengan teknologi. Jangan sampai mereka merasa ditinggalkan karena merasa "nggak paham."

Era Digital Teknologi Yang Harusnya Merangkul

Er Digital ini orang juga sering menyebutnya 5.0 katanya adalah masa di mana manusia dan teknologi hidup berdampingan. Tapi kalau hanya yang besar dan paham teknologi yang bisa bertahan, lalu di mana letak “manusianya”? Justru UMKM harus jadi bagian dari arus besar ini, bukan jadi korban.

Infrastruktur jadi kunci. Masih banyak daerah yang sinyal internetnya lemah atau akses listriknya terbatas. Belum lagi soal literasi digital banyak pelaku UMKM yang bahkan belum pernah memegang laptop. Maka tanggung jawab ini nggak cuma ada di tangan pemerintah, tapi juga perusahaan digital, komunitas, bahkan pelanggan.

Digitalisasi tidak harus sempurna, yang penting inklusif. UMKM tidak butuh aplikasi yang canggih, mereka butuh solusi yang mudah dipahami, murah, dan sesuai kebutuhan. Kalau kita bisa bantu satu UMKM untuk naik kelas lewat digital, kita sedang bantu satu keluarga untuk punya harapan baru.

Kesimpulan

Jadi transformasi digital bukan soal siapa yang paling cepat, tapi siapa yang mau belajar dan siapa yang mau membimbing. UMKM memang kecil skalanya, tapi besar dampaknya. Mereka bukan hanya bagian dari ekonomi nasional mereka adalah wajah dari ekonomi itu sendiri.

Era digital memberi peluang besar, tapi hanya jika kita memastikan semua orang bisa ikut masuk ke dalamnya. Maka tugas kita bukan sekadar mendorong UMKM untuk digital, tapi juga membuka jalan, memegang tangan mereka, dan berjalan bersama. Karena saat ekonomi rakyat tumbuh, kita semua ikut naik kelas

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |