Senior Vice President (SVP) ESG BSI Rima Dwi Permatasari dalam acara Islamic Finance Dialogue (IFD) 2025 yang merupakan bagian dari Islamic Sharia Forum (ISF) 2025 di Hotel Le Meridien, Jakarta, Senin (26/5/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menegaskan prinsip keberlanjutan merupakan bagian integral dari arsitektur kebijakan perusahaan. Hal ini disampaikan Senior Vice President (SVP) ESG BSI Rima Dwi Permatasari dalam acara Islamic Finance Dialogue (IFD) 2025 yang merupakan bagian dari Islamic Sharia Forum (ISF) 2025 di Hotel Le Meridien, Jakarta, Senin (26/5/2025).
“Kita semua percaya prinsip Islam dan prinsip keberlanjutan itu selaras.
Maqashid syariah menjadi fondasi kerja kita," ujar Rima.
Rima menekankan penerapan aksi keberlanjutan di perbankan syariah bukanlah hal yang sulit karena nilai-nilai yang diusung sejalan dengan ajaran Islam, yakni menjaga apa yang dimiliki saat ini dan masa depan tanpa merusak. Rima menjelaskan prinsip keberlanjutan telah menjadi fondasi dalam arsitektur kebijakan BSI, termasuk dalam pedoman perilaku perusahaan, filosofi merek, serta tata kelola perusahaan yang baik.
Dalam praktiknya, sambung Rima, BSI menerapkan aksi keberlanjutan melalui tiga pilar utama yakni sustainable banking, sustainable operation, sustainable beyond banking. Rima menyebut ketiga pilar ini saling terintegrasi dan menjadi dasar dari berbagai inisiatif strategis yang dilakukan BSI.
"Contohnya, pilar banking menjadi leader di sustainability product innovation. Ini mengukuhkan Islamic banking atau Islamic finance punya unique value proposition (UVP) dibandingkan dengan keuangan konvensional," ujar Rima.
Dia menyampaikan salah satu inovasi yang diperkenalkan BSI adalah konsep green zakat yang baru-baru ini dipresentasikan di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Menurut Rima, zakat selama ini hanya dianggap memiliki nilai pada dampak sosial, padahal juga punya implikasi lingkungan.
Rima menyebut instrumen keuangan syariah juga memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih jauh. Hal ini tercermin pada keterlibatan BSI dalam pasar komoditas yang belum dimiliki oleh perbankan konvensional.
"BSI saat ini adalah satu-satunya bank yang punya lisensi bullion bank di Indonesia. Itu membuktikan resiliensi, penetrasi instrumen keuangan syariah itu sangat terbuka lebar kalau dibandingkan dengan konvensional," kata Rima.
Dia bersyukur unit kerja ESG BSI yang baru berusia setahun telah mampu memberikan kontribusi terhadap akselerasi aksi keberlanjutan perusahaan. Rima mengatakan komitmen tersebut pun mendapat pengakuan dalam ajang Euromoney Islamic Finance Awards 2025 dengan meraih penghargaan bidang ESG.
"Alhamdulillah pada 20 Mei kemarin, BSI dinobatkan Euromoney sebagai The World’s Best Islamic Bank for ESG, Asia’s Best Islamic Bank for ESG, dan Indonesia’s Best Islamic Bank for ESG," kata Rima.
Berita Lainnya
-
Senin , 26 May 2025, 12:38 WIBTiga Pilar Utama Topang Akselerasi Keberlanjutan BSI
-
-
Senin , 26 May 2025, 12:22 WIB
Aset Keuangan Syariah RI Tembus Rp 2.450 Triliun, tapi Baru 1,75 Persen dari Skala Global
-
Senin , 26 May 2025, 12:19 WIB
Profesor Akram Laldin: Keuangan Syariah Milik Umat dan Jadi Solusi Keberlanjutan
-
Senin , 26 May 2025, 12:04 WIB
Green Sukuk Jadi Andalan Pemerintah Bangun Ekonomi Syariah Berkelanjutan
-
Senin , 26 May 2025, 11:44 WIB
Republika dan KNEKS Gelar Islamic Finance Dialogue 2025 Dukung Ekonomi Syariah di Indonesia
-