REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Tiga dosen dari tiga Fakultas Universitas Palangka Raya (UPR) melakukan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Kelompok Tani Sido Dadi, Kelurahan Bukit Batu, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Tim PKM Dosen UPR adalah apt Muhammad Priyadi, M Farm (Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam/MIPA), drh Rian Ka Praja, SKH, M Biomed, PhD (Fakultas Kedokteran), dan Rts Sherly Dwijayanti, S Pt, M Pt (Fakultas Pertanian) dan dibantu dua mahasiswa Mohammad Bimo Prakosa (Fakultas Pertanian) dan Jonathan Kaharati (Fakultas MIPA).
Ketua Tim PKM, Muhammad Priyadi mengatakan pengabdian kepada masyarakat ini mengangkat tema ‘Inovasi Pertanian Organik Terintegrasi dengan Utilisasi Biopestisida dan Pakan Ternak Fermentasi untuk Meningkatkan Performa Kelompok Tani Sido Dadi, Palangka Raya, Kalimantan Tengah.' Tim PKM UPR mentransfer teknologi biopestisida dan pakan ternak fermentasi untuk menuju kemandirian pangan.
Pengabdian masyarakat ini mendapat pendanaan dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Masyarakat (DRTPM), Kemdiktisaintek, tahun 2025. "Skemanya yaitu Pemberdayaan Berbasis Masyarakat dengan ruang lingkup Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat sebagai bagian dari upaya peningkatan kemandirian dan produktivitas pangan." kata Muhammad Priyadi di Palangka Raya, Senin (8/9/2025).
Priyadi menjelaskan PKM ini dilaksanakan dalam dua sesi di rumah Ketua Kelompok Tani Sido Dadi, Kelurahan Bukit Batu, Sabtu (30/8/2025). Pelatihan dihadiri Ketua Kelompok Tani Sido Dadi, Muhammad Ferdiansyah dan dihadiri lebih dari 15 peserta yang terdiri dari para anggota tani, petani dan masyarakat sekitar.
Sesi pertama, kata Priyadi, Tim PKM UPR memberikan edukasi secara intensif mengenai penggunaan biopestisida dari bahan alami untuk mengatasi hama tanaman pangan seperti cabe dan pengolahan pakan ternak fermentasi untuk pangan ternak sapi. Pada sesi pertama, peserta diperkenalkan pada konsep dasar biopestisida dan manfaatnya dalam mengatasi berbagai jenis hama pada tanaman. Biopestisida berbasis bahan alami mampu mencegah serangan hama dan meningkatkan kesehatan tanaman.
Sehingga, dengan biopestisida alami, tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal untuk menghasilkan buah yang maksimal hingga memiliki umur yang panjang. Biopestisida memiliki mekanisme untuk mengusir hama serangga dan membunuh mikroorganisme merugikan lainnya seperti bakteri dan jamur. "Selain itu, biopestisida bersifat ekonomis karena menggunakan bahan-bahan alami di sekitar dan pembuatannya yang sederhana," kata Priyadi.
Sherly Dwijayanti menambahkan peserta juga mendapatkan penjelasan tentang penggunaan pakan ternak fermentasi. "Pakan ini dibuat dengan melibatkan mikroorganisme probiotik dan zat nutrisi (molase) untuk menguraikan bahan pakan berserat seperti rumput secara anaerobik, yang menghasilkan asam organik sehingga akan lebih mudah dicerna oleh sistem pencernaan hewan ternak. Pakan dibuat dengan memanfaatkan rumput liar rawa gambut yang sering diabaikan peternak," kata Sherly.
Rian mengatakan pakan ternak ini dapat disimpan lebih lama, meningkatkan efisiensi pencernaan, dan menambah nutrisi sehingga hewan ternak dapat tumbuh lebih cepat dan sehat. Sistem ini mengajak petani dapat menyediakan solusi pakan bagi ternak sekaligus memanfaatkan limbah ternak sebagai pupuk pertanian yang ramah lingkungan bagi kelompok tani.
Sesi kedua, kata Priyadi, kegiatan dilanjutkan dengan praktik langsung pembuatan biopestisida dan pakan ternak fermentasi di lokasi. Pada pembuatan biopestisida, para peserta mendapat pelatihan teknis dalam mengumpulkan bahan, mencampur bahan baku, menyaring, hingga menggunakan biopestisida.
Bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai biopestisida seperti jahe, kunyit, deterjen hingga daun sirsak, Sistem pembuatan biopestisida ini diharapkan mampu mendukung kemandirian para petani, sehingga mereka tidak lagi tergantung pada pestisida kimiawi dan mampu menekan biaya produksi.
Setelah bahan terkumpul, kata Priyadi, dilakukan demonstrasi pembuatan pakan ternak fermentasi. Peserta mempersiapkan bahan, mencampurkan bahan probiotik dan molase di dalam wadah tong lalu ditutup rapat dan dibiarkan selama 21 hari hingga terbentuk pakan fermentasi yang siap digunakan. Sistem ini memanfaatkan bahan alami, membantu meningkatkan produksi pakan, dan mendukung ketersediaan pakan melalui siklus yang berkelanjutan serta mempercepat pertumbuhan hewan ternak.
Pada kesempatan tersebut, kata Priyadi, Tim PKM UPR menyerahkan alat pemotong rumput, penyemprot biopestisida elektrik, dan alat fermentasi pakan ternak. Bantuan tersebut diterima langsung Muhammad Ferdiansyah, Ketua Kelompok Tani Sido Dadi. Bantuan peralatan ini merupakan dukungan terhadap keberlanjutan program, agar Kelompok Tani Sido Dadi dapat melanjutkan praktik teknologi tersebut secara mandiri dan berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas pertanian hingga peternakan mereka.
Muhammad Priyadi mengapresiasi antusiasme Kelompok Tani Sido Dadi dan peserta kegiatan dalam mengikuti program ini. "Kami bersyukur dan berterima kasih karena dapat bermitra dengan kelompok tani sido dadi. Kami sangat senang melihat semangat para petani dalam belajar dan mempraktikkan pengetahuan tentang biopestisida maupun pakan ternak fermentasi ini. Kami juga berharap melalui program ini dapat meningkatkan produktivitas dan kemandirian mereka dalam berkontribusi pada ketahanan pangan," kata Priyadi.
Priyadi juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) dan juga UPR, yang telah memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini. “Kegiatan ini tentunya tidak akan bisa terlaksana dengan baik dan lancar tanpa pendanaan dari DRTPM dan dukungan UPR. Kami mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan sehingga kami dapat melaksanakan program ini dan kami juga berharap dapat terus berkontribusi bagi masyarakat," kata Priyadi.
Sementara Ferdiansyah mengaku sangat terbantu atas ilmu dan peralatan pertanian yang diberikan Tim PKM dosen UPR. “Kami sangat berterima kasih sekali kepada Tim Dosen dari Universitas Palangka Raya atas terlaksananya kegiatan ini dan berbagai bantuan yang diberikan. Dengan peralatan, ilmu dan teknologi ini, kami bisa lebih mandiri dan produktif dalam meningkatkan hasil pertanian dan juga peternakan kami kedepannya,” kata Ferdiansyah.