Metode Baru Membantu Dokter Mendeteksi dan Obati Detak Jantung Tidak Teratur Lebih Dini

4 days ago 22
ShutterstockShutterstock

Fibrilasi atrium—sering disebut “AFib”—adalah kondisi jantung saat jantung berdetak tidak teratur atau sangat cepat.

Kondisi ini dapat berbahaya karena dapat menyebabkan darah mengumpul di jantung, yang menyebabkan pembekuan darah.

Pembekuan darah ini dapat menjalar ke otak dan menyebabkan stroke, menjadikan AFib sebagai kondisi serius.

Di Eropa, sekitar 10 juta orang menderita AFib, termasuk sekitar 700.000 di Spanyol saja.

Hingga saat ini, dokter terutama melihat berapa lama seseorang menderita AFib untuk memahami seberapa serius kondisinya. Namun, hal itu tidak selalu memberikan gambaran yang jelas.

Ini seperti mengetahui panci telah berada di atas kompor selama satu jam, tetapi tidak mengetahui seberapa panas airnya.

Sebuah tim peneliti telah menemukan cara yang lebih baik untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi di jantung—dan ini dapat berarti pengobatan yang lebih dini, lebih aman, dan lebih efektif.

Dipimpin oleh spesialis jantung Dr. David Filgueiras, tim peneliti bekerja selama 10 tahun untuk mengembangkan cara mengukur aktivitas listrik jantung dan kemampuannya memompa darah—pada saat yang sama dan tanpa perlu menyentuh jantung.

Sebelum terobosan ini, dokter hanya dapat melihat kedua hal ini secara terpisah.

Untuk menguji metode baru mereka, para peneliti mempelajari 83 orang yang baru-baru ini mulai menunjukkan tanda-tanda AFib.

Apa yang mereka temukan mengejutkan: pada banyak pasien ini, sinyal listrik jantung dan aksi pemompaan tidak selaras dengan benar.

Ini seperti seorang penabuh drum yang bermain dengan satu kecepatan sementara penari mencoba mengimbanginya dengan kecepatan lain.

Ketidakcocokan ini—terutama pada hari-hari awal AFib—dapat menjadi tanda peringatan bahwa kondisinya semakin memburuk.

Itulah yang membuat penemuan ini begitu penting. Dengan menemukan ketidakcocokan awal ini, dokter sekarang dapat memperoleh gambaran yang lebih baik tentang seberapa serius AFib seseorang dan seberapa cepat perkembangannya.

Dan karena metode ini non-invasif (artinya tidak perlu masuk ke dalam tubuh), metode ini lebih aman dan mudah bagi pasien.

Dr. Filgueiras menjelaskan bahwa pendekatan baru ini memberi dokter pandangan yang lebih jelas dan lebih terperinci tentang apa yang terjadi di dalam jantung. Pakar lain setuju.

Dr. Julián Pérez Villacastín, spesialis jantung lainnya, percaya bahwa hal ini dapat menghasilkan rencana perawatan yang lebih personal bagi pasien.

Itu berarti dokter dapat menyesuaikan perawatan berdasarkan bagaimana jantung setiap orang berperilaku, daripada menggunakan pendekatan yang sama untuk semua orang.

Penelitian ini, yang diterbitkan di Nature Communications, menandai langkah maju yang besar dalam cara AFib didiagnosis dan dikelola.

Dengan alat yang lebih baik untuk mendeteksi perubahan lebih awal, dokter dapat membantu mencegah masalah yang lebih serius seperti stroke dan menawarkan perawatan yang lebih baik kepada jutaan orang yang hidup dengan AFib.

Jika Anda tertarik dengan kesehatan jantung, Anda mungkin ingin mempelajari studi baru yang menunjukkan bagaimana tes darah sederhana dapat membantu menurunkan jumlah kematian akibat penyakit jantung, atau bagaimana hormon tertentu dapat mengurangi peradangan dan detak jantung tidak teratur.

Penelitian lain menemukan bahwa magnesium dapat membantu menjaga irama jantung tetap stabil, dan minum kopi dalam jumlah sedang bahkan dapat membantu mencegah penyakit jantung dan stroke.

Terobosan baru ini dapat mengubah cara kita merawat AFib—menjadikan perawatan lebih cerdas, lebih dini, dan lebih personal.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |