Bos Pertamina Bersyukur Pertamina Mampu Lewati Tantangan 2024

22 hours ago 12

Jumat 13 Jun 2025 17:56 WIB

Peningkatan produksi kilang akan terus ditingkatkan.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri.

Foto: pertamina

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- 2024 menjadi tahun yang menantang bagi PT Pertamina (Persero). Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengatakan Pertamina menghadapi berbagai tantangan berupa gejolak geopolitik, fluktuasi harga minyak dunia yang menunjukkan tren penurunan, hingga adanya pelemahan nilai tukar rupiah sepanjang tahun lalu. 

"Namun, kita patut berbangga, Pertamina mampu menghadapi dinamika tersebut dan tetap menjaga kinerja perusahaan tetap positif," ujar Simon dalam konferensi pers capaian kinerja Pertamina 2024 di Grha Pertamina, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

Simon menilai hal ini menunjukkan keberhasilan Pertamina dalam beradaptasi dan memiliki daya tahan yang tinggi. Sebagai garda terdepan dalam menjaga ketahanan energi nasional, Simon mengatakan seluruh lini bisnis Pertamina bergerak secara sinergis untuk memperkuat empat aspek utama, yaitu availability, accessibility, affordability, dan acceptability sepanjang 2024.

Simon menyampaikan total produksi migas juga terjaga di atas satu juta barel setara minyak (BOEPD) dengan kontribusi sebesar 69 persen untuk lifting migas dan 37 persen lifting gas nasional. Simon mengatakan Pertamina menargetkan produksi minyak domestik mencapai satu juta barrel per day (BOPD) pada 2030 atau lebih cepat.

"Ini tugas besar untuk Pertamina dan kita semua memegang peranan penting di dalamnya. Bukan hanya untuk menjaga ketahanan energi, tapi juga untuk menjaga kedaulatan energi bangsa," sambung Simon. 

Simon menyampaikan kilang Pertamina juga mampu memenuhi kebutuhan 70 persen BBM nasional. Simon menjelaskan peningkatan produksi kilang akan terus ditingkatkan, salah satunya melalui percepatan penyelesaian proyek-proyek strategis. 

"Keberhasilan proyek-proyek ini tidak hanya akan meningkatkan kapasitas dan efisiensi, tapi juga menentukan daya saing Pertamina dalam jangka panjang," lanjut Simon. 

Simon mengatakan Pertamina juga telah melakukan digitalisasi untuk memperkuat rantai suplai dan keandalan aset operasional, termasuk distribusi penyaluran produk PSO subsidi. Simon menyampaikan Pertamina pun memperkuat sistem monitoring untuk memastikan energi yang disalurkan memberi manfaat kepada masyarakat. 

"Untuk aspek accessibility dan affordability, kami juga terus memperluas akses energi hingga ke wilayah 3T melalui pembangunan Pertashop BBM satu harga serta jaringan distribusi LPG dan gas rumah tangga," ucap Simon. 

Simon menyampaikan Pertamina mengoperasikan lebih dari 33 ribu km pipa transmisi dan distribusi gas serta sekitar 820 ribu sambungan jargas. Pertamina, lanjut Simon, mengoperasikan 288 armada kapal yang mendukung kelancaran distribusi energi ke seluruh penjuru negeri. 

"Selain itu, Pertamina meningkatkan penggunaan produk dalam negeri dengan realisasi belanja nasional mencapai Rp 415 triliun yang memberikan kontribusi pada 4,1 juta lapangan kerja dan meningkatkan PDB nasional hingga Rp 702 triliun pada 2024," kata Simon.

Berita Lainnya

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |