Lebih dari 10 Ribu Lokasi di Indonesia Belum Nikmati Listrik

5 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Rencana dan Laporan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Eri Nurcahyanto, mengungkapkan masih terdapat 10.068 lokasi di seluruh Indonesia yang belum menikmati akses listrik. Kementerian ESDM bersama PT PLN (Persero) telah mengidentifikasi, lalu menyusun langkah strategis untuk mempercepat penyediaan energi di wilayah-wilayah tersebut.

Menurutnya, untuk aksi percepatan elektrifikasi daerah timur menjadi pekerjaan rumah yang tak mudah. Akses listrik harus ditingkatkan di sana. Arahan Presiden Prabowo agar ada optimalisasi untuk pemerataan energi.

"Kita harus bekerja keras untuk itu. Bapak Presiden berkomitmen untuk menyelesaikan (persoalan) masyarakat yang sampai hari ini belum menikmati akses listrik dalam waktu empat hingga lima tahun ke depan," kata Eri, dikutip Senin (4/8/2025).

Ia menilai sinergi lintas sektor menjadi kunci dalam mendorong percepatan elektrifikasi nasional. Kementerian ESDM, PLN, pemerintah daerah, pelaku usaha, dan mitra pembangunan terus memperkuat kolaborasi. Ini agar setiap langkah yang diambil dapat berjalan efektif, berkelanjutan, dan sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan wilayah masing-masing.

Direktur Distribusi PLN, Arsyadany Ghana Akmalaputri, menyatakan kesiapan dan komitmen PLN dalam menghadirkan listrik hingga ke seluruh penjuru Tanah Air. Komitmen ini sejalan dengan roadmap Program Listrik Desa (Lisdes) 2025–2029 yang menargetkan elektrifikasi menyeluruh, termasuk di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

"Bagi kami, terang ini bukan sekadar cahaya, tapi ini tanda hadirnya keadilan, kemajuan, dan harapan bagi seluruh anak negeri,” ujar Arsyadany.

Ia menambahkan, sebagian besar wilayah yang belum terlistriki berada di kawasan 3T dengan tantangan geografis yang tidak mudah. Untuk menjawab hal ini, PLN menerapkan pendekatan Lisdes New Way yang menggeser sistem kelistrikan dari model sentralisasi menuju distributed generation dan smart microgrid berbasis local renewable energy. Pendekatan ini diperkuat dengan pemetaan berbasis geospasial, sehingga lebih adaptif dan efisien dalam menjangkau titik-titik terpencil.

Dikutip dari keterangan resmi, strategi ini dijalankan melalui berbagai upaya, antara lain pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berbasis baterai. Cara demikian dinilai efektif menjawab tantangan elektrifikasi di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau jaringan konvensional. PLN juga menjalin kolaborasi lintas fungsi yang dikombinasikan dengan program strategis Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) ESDM dan Light Up The Dream (LUTD) PLN.

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, menyampaikan apresiasi kepada PLN atas komitmen dan langkah nyata memperluas akses listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT). Menurutnya, pengembangan EBT merupakan solusi jangka panjang yang tepat untuk menjawab tantangan geografis serta keterbatasan pasokan energi fosil.

"Saat ini kami terus memperbesar penggunaan EBT ataupun penggunaan pembangkit dari energi baru terbarukan, ini menjadi kekuatan di Nusa Tenggara Timur,” ujar Melki.

Lebih lanjut, Melki menambahkan Provinsi NTT memiliki potensi energi lokal yang melimpah, mulai dari angin, surya, panas bumi (geothermal), biomassa, hingga energi air dan arus laut. Ia berharap optimalisasi potensi EBT di wilayah timur Indonesia terus didorong secara serius dan dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik.

"Dari semua yang ada ini, yang baru sempat kita dorong adalah geothermal. Terima kasih buat PLN karena sejak 2012 sudah membuat (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) di Ulumbu,” ujarnya.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |