REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar kendaraan listrik di Indonesia terus menggeliat, tak hanya di segmen mobil penumpang, tapi juga kendaraan niaga. Setelah sederet pemain lokal dan global masuk ke pasar ini, kini giliran OLIVE Group yang ikut menancapkan bendera di Tanah Air dengan pendekatan berbeda, membangun ekosistem logistik hijau dari hulu ke hilir.
Perusahaan investasi energi bersih asal China ini menilai Indonesia sebagai pasar strategis untuk kendaraan niaga listrik atau New Energy Commercial Vehicle (NECV). Mereka tak hanya datang membawa produk, tapi juga sistem pendukung menyeluruh, mulai dari manufaktur kendaraan, penyimpanan energi, hingga manajemen digital.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.“Kami ingin menghadirkan solusi logistik hijau yang terintegrasi, bukan sekadar menjual kendaraan,” ujar An Shaohong, Chairman OLIVE Group dalam keterangannya, Selasa (28/10/2025).
Kebutuhan kendaraan niaga listrik di Indonesia terus tumbuh seiring meningkatnya aktivitas logistik dan distribusi e-commerce. Pemerintah pun mendorong transformasi menuju transportasi rendah emisi melalui berbagai insentif dan peta jalan industri kendaraan listrik nasional.
Dalam konteks itu, kehadiran OLIVE Group menambah warna baru di pasar yang mulai padat. Mereka membawa pendekatan ekosistem terintegrasi, memadukan tiga sektor utama. Pertama, Litbang dan manufaktur kendaraan bersama PT Safast Electric Vehicles Indonesia. Kedua, bank baterai dan layanan energi, dn terakhir platform digital BAMS dan T-BOX untuk pemantauan armada secara real-time.
Model bisnis ini memungkinkan pemisahan antara kendaraan dan baterai (battery swapping model), yang diharapkan menekan biaya kepemilikan dan meningkatkan efisiensi operasional bagi pelaku logistik.
Prototipe BEV untuk logistik rantai dingin
Sebagai langkah awal, OLIVE Group berencana memperkenalkan prototipe Battery Electric Vehicle (BEV) khusus untuk sektor logistik rantai dingin pada tahun ini. Segmen ini dinilai strategis karena membutuhkan efisiensi tinggi serta kestabilan suhu produk, sesuatu yang bisa dioptimalkan lewat sistem pendingin berbasis energi listrik.
Untuk memperkuat pijakan di Indonesia, perusahaan asal China ini juga tengah memproses akuisisi PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera Tbk (OLIV). Kedua pihak telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Saham Bersyarat (CSPA) dan saat ini menunggu persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Meski masih tahap awal, kolaborasi ini diharapkan membuka jalan bagi ekspansi manufaktur dan layanan energi terintegrasi di Indonesia.
Kedatangan pemain baru di industri otomotif Indonesia ini menunjukkan kendaraan listrik niaga bukan lagi wacana masa depan, tapi kebutuhan masa kini. Dari truk ringan hingga armada logistik perkotaan, transformasi menuju transportasi hijau sudah dimulai.
“Logistik hijau bukan peluang bagi satu perusahaan, melainkan bagian penting dari peningkatan industri nasional,” kata An Shaohong.
Dengan investasi dan inovasi teknologi yang terus mengalir, Indonesia bergerak menjadi salah satu pusat pertumbuhan kendaraan listrik komersial di kawasan Asia Tenggara.

4 hours ago
2








































