Ancaman Terbaru Israel untuk Iran

10 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID,TEHERAN --  Ketegangan antara Iran dan Israel mencapai puncaknya pada Sabtu (14/6/2025) setelah Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengeluarkan peringatan keras bahwa “Teheran akan terbakar” jika Iran terus melancarkan serangan rudal ke wilayah Israel. Pernyataan ini disampaikan menyusul gelombang serangan balasan Iran terhadap sejumlah kota besar di Israel.

Iran meluncurkan puluhan rudal balistik dan drone ke arah Israel sebagai balasan atas serangan udara mendadak Israel pada Jumat (13/6/2025) terhadap fasilitas nuklir dan militer di Iran. 

Serangan tersebut menewaskan sembilan ilmuwan nuklir senior serta sejumlah pemimpin militer tinggi Iran, menurut klaim militer Israel. Di sisi lain, Duta Besar Iran untuk PBB melaporkan 78 orang tewas dan lebih dari 320 orang luka-luka dalam serangan tersebut.

Sebagai respons, rudal-rudal Iran menghantam sejumlah kawasan di Israel, termasuk Tel Aviv dan Yerusalem. Kementerian Kesehatan Israel mengonfirmasi sedikitnya tiga warga tewas dan sekitar 70 orang mengalami luka-luka.

Ledakan juga menyebabkan kerusakan bangunan di Rishon Lezion dan Ramat Gan, sementara puing-puing rudal memicu kebakaran di beberapa titik.

Dalam pernyataan resmi usai rapat tingkat tinggi di Kementerian Pertahanan, Gallant memperingatkan Iran akan menanggung konsekuensi berat jika agresi militer terus berlanjut. 

"Jika (Pemimpin Tertinggi Iran) Khamenei terus menembakkan rudal ke garis depan Israel, Teheran akan terbakar," ujar Gallant dikutip dari Saudigazette, Ahad (15/6/2025).

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan, serangan terhadap Iran bertujuan untuk menetralkan ancaman terhadap eksistensi Israel. Dia juga menyerukan kepada rakyat Iran agar bangkit menentang kepemimpinan mereka, seraya menyatakan bahwa Israel “menyambut perubahan rezim” meski tidak secara langsung mendorongnya.

Krisis ini terjadi hanya beberapa hari sebelum rencana perundingan nuklir antara Amerika Serikat dan Iran di Oman. Kementerian Luar Negeri Iran menyebut negosiasi tersebut kini “tidak berarti” setelah serangan Israel, meski belum secara resmi membatalkannya.

Sementara itu, televisi pemerintah Iran menayangkan rekaman sistem pertahanan udara yang aktif di berbagai kota termasuk Teheran, Khorramabad, dan Kermanshah. Ledakan juga dilaporkan terjadi di Tabriz dan kebakaran besar melanda area Bandara Mehrabad di Teheran.

Militer Israel mengklaim telah meluncurkan gelombang serangan tambahan yang menargetkan sistem pertahanan udara dan fasilitas rudal Iran, termasuk dua lokasi penting terkait nuklir, yaitu Natanz dan Isfahan. 

Pejabat senior militer Israel menyebut kerusakan di lokasi tersebut “sangat parah” dan membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk pemulihan.

Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi mengonfirmasi bahwa struktur di atas tanah di fasilitas Natanz hancur, namun fasilitas sentrifugal bawah tanah masih utuh.

Iran mengumumkan kematian sejumlah tokoh penting, termasuk Kepala Staf Militer Jenderal Mohammad Bagheri, Komandan IRGC Jenderal Hossein Salami, dan Komandan Divisi Kedirgantaraan Jenderal Amir Ali Hajizadeh. Jenderal Majid Mousavi telah ditunjuk sebagai pengganti Hajizadeh.

Di tengah eskalasi ini, Amerika Serikat menyatakan telah mengerahkan sistem pertahanan udara tambahan untuk mengintersepsi proyektil Iran. Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv ditutup sementara hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Presiden AS, Donald Trump turut mengomentari krisis tersebut. Dia mendesak Iran untuk segera mencapai kesepakatan, sembari memperingatkan bahwa pembalasan Israel bisa semakin memburuk.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran global atas potensi konflik regional yang lebih luas. Sejumlah negara menyerukan de-eskalasi dan menekankan pentingnya menahan diri agar krisis tidak semakin meluas.

Sumber:

Israel warns ‘Tehran will burn’ as Iran retaliates with missile and drone attacks

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |