Home > Kolom Monday, 04 Aug 2025, 15:30 WIB
ABS jadi pelopor penggunaan amonia di industri maritim.

ShippingCargo.co.id, Jakarta—Amonia makin dilirik jadi bahan bakar masa depan buat kapal karena bisa terbakar tanpa menghasilkan emisi karbon. Tapi, penggunaannya bukan tanpa risiko—beracun, mudah terbakar, dan korosif. Karena itu, organisasi klasifikasi kapal ABS (American Bureau of Shipping) lagi kerja keras bikin standar keselamatan yang bisa bikin industri lebih percaya diri pakai amonia di laut.
Berdasarkan penelitian ABS, tantangan terbesar dari amonia adalah tingkat racunnya. Bahkan paparan dalam jumlah kecil aja bisa bikin kru kapal sakit serius. Masalahnya, sampai sekarang belum ada standar pelatihan khusus untuk pelaut dalam menangani amonia karena prosedur yang ada masih berdasarkan pengalaman dengan LNG, per Maritime Executive.
ABS bilang pelaut ke depan harus bisa tangani bahan beracun secara aman, paham prosedur evakuasi serta penanganan darurat, dan siap secara mental dan teknis untuk skenario terburuk.
ABS sendiri sudah memakai pendekatan canggih lewat HAZID (Hazard Identification) dan HAZOP (Hazard and Operability Study). Intinya, mereka kumpulkan tim lintas bidang buat analisisis skenario kegagalan, identifikasi potensi risiko kapal seperti kebocoran ruang mesin, serta membuat dan memaparkan skenario dan strategi mitigasi, baik dalam bentuk pencegahan atau tanggap darurat.
Bayangkan kebocoran amonia di atas kapal. Gas beracun itu bisa menyebar dengan cepat dan membahayakan kru. Dengan teknologi Computational Fluid Dynamics (CFD), ABS bisa mensimulasikan skenario ini secara virtual. Mereka bisa "melihat" bagaimana gas amonia menyebar, memprediksi arah dan kecepatannya, dan menghitung seberapa besar risikonya berdasarkan faktor-faktor seperti cuaca dan lokasi kapal. Hasilnya? Peta risiko yang jelas, yang bisa dipakai untuk merancang protokol evakuasi dan menentukan zona aman yang paling efektif.
Tapi simulasi tidak berhenti di situ. ABS juga menggunakan metode yang disebut agent-based modeling. Ini adalah simulasi cerdas yang meniru pergerakan dan perilaku kru di kondisi darurat.
Model ini memperhitungkan kepanikan, kecepatan evakuasi, dan respons kru secara realistis. Dengan menggabungkan hasil simulasi pergerakan gas (CFD) dengan simulasi pergerakan kru (agent-based modeling), ditambah dengan metode analisis risiko lain seperti HAZOP dan Monte Carlo, ABS bisa menyusun protokol keselamatan yang benar-benar bisa diandalkan.
Pendekatan ini sangat penting karena memungkinkan ABS dan mitranya untuk menguji berbagai skenario darurat tanpa membahayakan siapa pun. Mereka bisa merancang desain kapal yang lebih aman bahkan sebelum dibangun, serta membangun sistem pelatihan dan pelaporan keselamatan yang jauh lebih tangguh.
Pada akhirnya, semua upaya ini bertujuan untuk memastikan bahwa kapal-kapal masa depan bisa berlayar dengan aman, bebas emisi, tanpa mengorbankan keselamatan para kru. ABS kini berada di garis depan, merumuskan standar baru untuk penggunaan amonia di industri maritim, melalui pendekatan berbasis teknologi, simulasi, dan kolaborasi multidisiplin.