REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Amikom Yogyakarta meresmikan Pusat Pengembangan Artificial Intelligence (AI), Senin (4/8/2025). Inisiatif ini menjadi langkah nyata kampus dalam mempersiapkan generasi unggul yang mampu bersaing di era revolusi kecerdasan buatan sekaligus mengintegrasikan teknologi cerdas untuk menjawab tantangan lintas sektor, mulai dari pendidikan, industri kreatif, hingga pertanian modern.
Rektor Universitas Amikom Yogyakarta, Prof Suyanto menyampaikan Pusat Pengembangan Kecerdasan Buatan atau AI Centre ini mengusung visi menjadi pusat unggulan AI yang mendorong kemajuan bangsa melalui pengembangan sistem cerdas berkelas dunia, solusi otomasi, dan transformasi digital yang merata, berdaya saing, dan berkelanjutan.
"Yang sangat menarik dalam peresmian pengembangan AI ini, kita baru saja menyaksikan drone untuk sektor pertanian. Kita akan men-support dunia pertanian Indonesia sehingga Indonesia betul-betul seperti rencana pemerintahan sekarang yang mencanangkan ketahanan pangan bahkan kalau bisa swasembada pangan. Saya rasa akan segera tercapai," kata Rektor Universitas Amikom Yogyakarta, Prof Suyanto saat dijumpai di sela-sela acara, Senin (4/8/2025).
Ia menjelaskan drone ini diperkenalkan sebagai solusi atas keterbatasan tenaga kerja di lahan luas, terutama di luar Pulau Jawa. Teknologi drone yang dipamerkan, kata dia, akan menjadi bagian penting dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. Selain untuk sektor pertanian, Amikom juga memanfaatkan AI dalam dunia industri kreatif, khususnya di bidang animasi. Kampus ini bahkan mendapat dukungan dari studio internasional Paramount Pictures untuk mengembangkan ekosistem animasi berbasis AI.
Namun, Prof Suyanto menekankan bahwa AI hanyalah alat bantu, bukan pengganti kreativitas manusia. Dengan hadirnya Pusat Pengembangan AI, Amikom semakin memantapkan peran sebagai institusi pendidikan tinggi yang relevan dan solutif terhadap tantangan zaman. Melalui integrasi teknologi ke berbagai sektor, kampus ini berambisi menjadikan kecerdasan buatan sebagai instrumen perubahan nyata bagi masyarakat dan bangsa.
"AI ini hanya tools. Jangan sampai salah ya. Tetap saja pembelajaran yang penting dikedepankan, bagaimana menulis naskah yang bagus. Karena kalau dia bisa menulis naskah yang bagus, dia bisa membuat prompt berbasis AI dengan bagus. Tapi kalau dia gak bagus (dalam kreativitas), naskahnya ya susah," ungkapnya.
Acara peresmian ini juga menghadirkan seminar literasi AI yang mengangkat tema “Membangun Generasi Cerdas dan Adaptif di Era AI”, serta menampilkan sejumlah inovasi mahasiswa, seperti aplikasi Sweetlife untuk prediksi diabetes dan pendampingan gaya hidup sehat.
Sejumlah inovasi yang telah dihasilkan mencerminkan luasnya cakupan aplikasi kecerdasan buatan yang dikembangkan di lingkungan kampus. Di antaranya adalah drone cerdas untuk pertanian presisi, sistem pemantauan dan pencegahan kebakaran hutan, kamera cerdas untuk mendukung pola diet sehat, serta sistem pengelolaan data dan pemrosesan bahasa alami yang dapat diintegrasikan dalam berbagai bidang.
Katalog produk inovasi AI nya antara lain Festa AI, Mecha Protocol, Aksa Relic of Ages, SquatSense AI, The Last Light of Mother, Niefel Trail The Eternal Winter, Pedivi Garden, Tandara, Sinergi Hasnur Riuang Sinergi, LSP HRS, DeWiKu (Desa Wisata Hijauku), Kelola Pantry Cerdas dengan AI, Hires, Smart Bevisat, SMATSI, Open Forest MAP.
Saat dijumpai di sela-sela pameran, Annas Karuniawan, Head of Technology Frogs Indonesia menyampaikan drone ini merupakan kolaborasi dengan mahasiswa Amikom. Mereka memanfaatkan teknologi AI untuk mengenali objek secara visual di lahan perkebunan dan melakukan penyemprotan secara akurat.
Ia tak menepis bahwa inovasi ini mampu menjawab tantangan keterbatasan tenaga manusia di sektor pertanian dan kebutuhan efisiensi lahan. Produk unggulan yang dipamerkan adalah Sekar Agri Drone Penyemprotan, yang telah bersertifikat TKDN dengan nilai 41.28 persen dan hadir dalam berbagai kapasitas mulai dari 16 hingga 30 liter. Dengan desain lipat, motor kuat, dan material berkualitas, drone ini diharapkan mempercepat proses digitalisasi di bidang agrikultur.
"Drone yang dikembangkan hasil kolaborasi dari Frogs Indonesia dan mahasiswa Amikom. Drone ini memiliki fungsi yang secara spesifik digunakan untuk lahan perkebunan. Jadi digunakan sebagai alat penyemprotan itu bisa dipakai untuk pestisida, bisa juga pupuk cair," ucapnya.
"Kalau di pertanian sendiri tenaga manusia untuk penyemprotan itu kan sudah mulai terbatas, makanya inovasi ini hadir sebagai alat yang produktif," kata dia menambahkan.
Selain inovasi pertanian, Pusat Pengembangan AI juga memperkenalkan beragam proyek berbasis kecerdasan buatan, termasuk Sweetlife, aplikasi asisten gaya hidup sehat yang dikembangkan oleh tujuh mahasiswa Amikom.
Salah satu pengembang yang juga mahasiswa Amikom, Muhammad Alfi Hidayat menyampaikan bahwa aplikasi ini ditujukan untuk membantu pengguna dalam memantau risiko diabetes dan menjaga pola hidup.
"Ada berbagai fitur unggulan dan semuanya sudah terintegrasi dengan AI itu sendiri. Dari makanan, rekomendasi aktivitas fisik, rekomendasi makanan, prediksi diabetes itu menggunakan AI, ditambah juga dia juga menggunakan chat bot. Dia juga menyediakan daily progres," ungkapnya.