Industri TV Kabel Tertekan, Warner Bros. Discovery Lakukan Restrukturisasi Besar-Besaran

8 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Warner Bros. Discovery mengumumkan rencana pemisahan layanan televisi kabel dan streaming-nya, membentuk dua entitas perusahaan independen. Langkah ini diambil sebagai respons atas gelombang pemutusan langganan televisi kabel yang terus mengubah peta industri hiburan global.

Dilansir dari laman The Associated Press, perusahaan baru ini akan menaungi HBO, HBO Max, Warner Bros. Television, Warner Bros. Motion Picture Group, serta DC Studios, sebagaimana disampaikan Warner Bros., Senin (9/6/2025) lalu.

Sementara itu, divisi TV kabel akan mencakup CNN, TNT Sports di Amerika Serikat, saluran Discovery yang populer di Eropa, serta produk digital seperti Discovery+ dan Bleacher Report.

Pengumuman ini memicu lonjakan saham Warner Bros. Discovery sebesar 11 persen saat pembukaan perdagangan.

CEO Warner Bros. Discovery, David Zaslav, akan menjabat sebagai CEO untuk entitas Streaming & Studios. Sementara itu, Kepala Keuangan Warner Bros. Discovery, Gunnar Wiedenfels, akan memimpin divisi TV kabel yang saat ini dinamakan Global Networks.

“Dengan beroperasi sebagai dua perusahaan berbeda yang dioptimalkan untuk masa depan, kami memberikan fokus dan fleksibilitas strategis yang lebih tajam pada merek-merek ikonik ini agar dapat bersaing secara efektif di lanskap media yang terus berubah,” ujar Zaslav dalam pernyataan resmi.

Keputusan ini datang hanya beberapa hari setelah pemegang saham Warner Bros. Discovery, dalam pemungutan suara simbolik yang tidak mengikat, menolak paket gaji 2024 untuk sejumlah eksekutif, termasuk Zaslav, yang nilainya melebihi 51 juta dolar AS.

Pada Desember tahun lalu, perusahaan telah mengisyaratkan arah restrukturisasi ini, dengan menyatakan akan menjadi induk bagi dua divisi operasi: Global Linear Networks dan Streaming & Studios. Hal ini kini terbukti sebagai cikal bakal pemisahan resmi yang diumumkan hari ini.

Warner Bros. Discovery sendiri terbentuk tiga tahun lalu melalui pemisahan WarnerMedia dari AT&T yang kemudian bergabung dengan Discovery Communications dalam kesepakatan senilai 43 miliar dolar AS.

Industri televisi kabel terus menghadapi tekanan besar dari platform streaming seperti Disney+, Netflix, Amazon Prime Video, serta HBO Max milik Warner Bros. Selain itu, bundel internet yang ditawarkan operator seluler juga turut mempercepat perpindahan konsumen dari langganan tv kabel ke layanan digital.

Comcast, pesaing utama dalam industri ini, telah lebih dulu memisahkan banyak jaringan TV kabelnya pada November lalu, seiring menurunnya pelanggan akibat peralihan ke platform digital. Pada Mei lalu, Charter Communications juga mengajukan penawaran akuisisi terhadap Cox Communications, dalam merger senilai 34,5 miliar dolar AS, yang jika berhasil akan menyatukan dua dari tiga perusahaan kabel terbesar di AS.

Fenomena penghentian langganan tv kabel telah menyebabkan hilangnya jutaan pelanggan dan mendorong pelaku industri untuk mencari strategi baru agar tetap kompetitif. Pemisahan Warner Bros. Discovery ini direncanakan rampung pada pertengahan tahun depan, setelah mendapatkan persetujuan akhir dari dewan direksi.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |