Ekspor Jagung ke Malaysia, Prabowo: Ini Soal Kepercayaan Dunia

15 hours ago 7

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKAYANG -- Presiden Prabowo Subianto telah melepas ekspor perdana jagung ke Malaysia. Ini setelah Presiden memimpin kegiatan Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II Tahun 2025 di Kalimantan Barat beberapa hari lalu. 

Momentum ekspor tersebut menjadi tonggak penting dalam perjalanan ketahanan pangan nasional. Pada saat yang sama ada perluasan pasar komoditas pertanian Indonesia ke dunia internasional. Prabowo menyampaikan rasa syukur atas capaian ini.

"Ini bukti bahwa dengan sinergi dan kerja sama semua unsur, produksi pangan kita meningkat luar biasa. Di kuartal pertama tahun ini saja, kenaikan produksi jagung hampir 50 persen,” kata Presiden saat diwawancarai usai melakukan panen raya serentak dan ekspor jagung di Bengkayang, Kalimantan Barat (Kalbar), dikutip Kamis (7/6/25).

Kepala Negara menyatakan optimismenya, Indonesia akan segera mencapai swasembada jagung, bahkan lebih cepat dari yang ditargetkan. "Kalau peningkatan seperti ini terus berlangsung, mungkin dalam satu tahun kita tidak perlu impor lagi. Ini capaian signifikan. Benihnya dari kita, banyak yang organik, dan ini hasil kerja sama semua pihak,” ujar Prabowo.

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, ekspor jagung dilakukan langsung dari Kalimantan Barat. Sebanyak 1.200 ton jagung dikirim pada tahap pertama, sebagai bagian dari total pengiriman 50.000 ton jagung yang juga berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Gorontalo.

"Hari ini, kita lepas ekspor perdana jagung dari Kalimantan Barat. Ini bukan hanya soal angka ekspor, tapi soal kepercayaan dunia pada pertanian kita,” ujar Presiden Prabowo.

Presiden Didampingi oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, serta sejumlah menteri dan pejabat terkait. Mentan mengatakan permintaan dari Malaysia saat ini mencapai 240.000 ton per tahun, atau sekitar 20.000 ton lebih per bulan, hanya untuk komoditas jagung. Permintaan tersebut, belum termasuk dari negara lain seperti Filipina.

Selain jagung, Amran juga menyoroti komoditas kelapa dan beras yang menjadi primadona ekspor. Untuk kelapa, Indonesia mencatatkan volume ekspor mencapai 2,1 juta ton per tahun, dengan permintaan dari Malaysia sebesar 400 ribu ton yang sebagian besar telah dipenuhi secara aktif oleh Indonesia. "Sementara itu, kebutuhan impor Malaysia terhadap beras juga sangat tinggi, sehingga ini merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk memperluas pasar ekspor komoditas strategis ini,” kata tokoh asal Sulawesi Selatan ini.

Kembali ke komoditas jagung, Presiden Prabowo menerangkan, dirinya menerima komitmen kuat dari Menteri Pertanian dan Kapolri mengenai kesiapan Indonesia untuk mulai mengekspor jagung di tahun depan. Ia menegaskan, langkah ini menandai titik balik dalam kebijakan pangan nasional. Itu artinya bakal tidak ada lagi kebijakan impor yang akan dilakukan pemerintah.

"Saya diberi jaminan oleh dua tokoh Indonesia (Mentan dan Kapolri) yang hebat untuk menjamin tahun 2026 Indonesia tidak impor lagi,” kata Kepala Negara.

Presiden menambahkan, swasembada pangan adalah kunci daripada keamanan negara. Lebih dari itu, swasembada pangan adalah kunci dari kemerdekaan. Ia terus menyuarakan itu di setiap forum yang dipimpinnya.

Menurut Prabowo, tak ada bangsa yang merdeka sesungguhnya, kalau bangsa itu tidak bisa memproduksi pangan sendiri. "Karena itu perjuangan saya selama saya di politik saya selalu fokus dan tidak akan tenang sebelum Indonesia swasembada pangan. Setiap provinsi harus swasembada pangan, setiap pulau harus bisa produksi pangan sendiri,” ujar Presiden, menegaskan.

Badan Pusat Statistik memperkirakan produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen mampu mencapai 9,45 juta ton pada Januari-Juli 2025. Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan produksi diprediksi akan meningkat sebesar 0,98 juta ton atau 11,08 persen dibandingkan periode Januari—Juli tahun lalu yang hanya mencapai 8,51 juta ton.

Artinya, secara statistik, selain beras, jagung mulai masuk kategori aman. Saat ditemui di kediamannya, Mentan Amran mengatakan, berikutnya, mereka akan mencoba menaikkan produktivitas kedelai dan gandum di dalam negeri. Tentunya melalui berbagai inovasi melibatkan sejumlah pihak, termasuk akademisi.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |