Metode Takakura: Rahasia Komunitas Malaysia Hasilkan Puluhan Ton Kompos dari Limbah Dapur untuk Urban Farming Berkelanjutan

8 hours ago 6


Memanfaatkan limbah dapur untuk kompos / Abdan Syakura REPUBLIKAMemanfaatkan limbah dapur untuk kompos / Abdan Syakura REPUBLIKA

FIFARM--Di era urban farming yang semakin marak, mengubah limbah menjadi sumber daya bukan lagi mimpi. Bayangkan sebuah komunitas yang mampu menghasilkan puluhan ton kompos berkualitas tinggi setiap tahun hanya dari sisa makanan rumah tangga! Inilah yang berhasil dilakukan oleh Majlis Daerah Kampar (MDKpr) di Malaysia sejak 2009, menggunakan Metode Takakura Home Method (THM). Inisiatif ini tidak hanya mengurangi sampah, tapi juga mendukung pertanian kota yang hijau dan produktif. Bagi para penggemar urban farming, metode ini bisa jadi inspirasi untuk skala komunitas. Mari kita telusuri bagaimana metode asal Jepang ini merevolusi pengelolaan limbah di Malaysia dan bagaimana Anda bisa menerapkannya di lingkungan Anda!

Kisah Sukses Majlis Daerah Kampar: Dari Limbah ke Emas Hitam

Majlis Daerah Kampar memulai proyek pengkomposan sisa makanan pada 2009, terinspirasi dari Profesor Koji Takakura yang memperkenalkan metode kompos ramah pengguna domestik. Setiap hari, mereka mengumpulkan sekitar 100 kg sisa makanan, yang diolah menjadi 40-60% kompos organik murni. Hasilnya? Sekitar 27 ton baja kompos per tahun, yang digunakan untuk memperkaya tanah di pertanian lokal dan urban farming. Ini bukan sekadar pengurangan sampah; ini adalah kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan dan lingkungan. Seperti yang dibagikan di platform X, kompos ini berasal sepenuhnya dari limbah dapur, menjadikannya solusi zero-waste yang ideal untuk kota-kota padat penduduk.

Inisiatif serupa juga muncul di tempat lain, seperti di Surabaya, Indonesia, di mana Metode Takakura membantu mengurangi sampah di TPA hingga 30%, dari 1.500 ton/hari menjadi 1.050 ton/hari sejak 2004. Di Filipina, metode ini menggunakan organisme asli dari bahan lokal seperti kulit buah dan sayur untuk kompos berkualitas. Bahkan di India, pusat seperti Isha Yoga Center mengolah 1.400 kg limbah harian menjadi pupuk dalam 11 hari, mendukung pertanian organik.

Apa Itu Metode Takakura dan Mengapa Cocok untuk Urban Farming?

Metode Takakura, dikembangkan oleh Koji Takakura di Kitakyushu, Jepang, dan pertama kali diterapkan di Surabaya, adalah teknik kompos rumah tangga yang menggunakan bakteri fermentasi dari makanan fermentasi seperti yoghurt, buah, dan sekam padi. Berbeda dengan kompos tradisional, metode ini melibatkan fermentasi anaerobik yang cepat, menghasilkan kompos dalam 2-4 minggu tanpa bau menyengat atau hama. Cocok untuk urban farming karena bisa dilakukan di ruang terbatas seperti apartemen atau komunitas RT/RW, dengan hasil yang kaya nutrisi untuk tanaman pot atau vertikultur.

Studi menunjukkan metode ini unggul dengan tingkat degradasi hingga 78,33%, lebih tinggi dari Bokashi (61,81%) atau kompos tradisional (45%). Di level komunitas, ini mendukung pengelolaan limbah desentralisasi, seperti di Manila Metro di mana proyek kompos komunitas mengalihkan limbah biodegradable dari sungai dan TPA.

Langkah-Langkah Membuat Kompos dengan Metode Takakura

Prosesnya sederhana dan bisa diskalakan dari rumah ke komunitas. Ikuti panduan dari JICA dan pengalaman MDKpr:

1. Buat Cairan Fermentasi (Starter) : Campur buah-buahan segar (seperti pisang atau apel), sayur, yoghurt, atau EM4 dengan air dan gula. Biarkan fermentasi 7-10 hari hingga berbau asam manis.

2. Siapkan Media Fermentasi : Campur sekam padi atau serbuk gergaji dengan starter hingga lembab seperti spons. Ini menjadi "bed" untuk mikroorganisme.

3. Tambahkan Limbah : Potong sisa makanan (sayur, kulit buah, ampas kopi) dan campur ke dalam keranjang atau wadah berlubang kecil untuk ventilasi. Aduk setiap hari.

4. Proses dan Panen : Dalam 2-4 minggu, kompos matang berwarna gelap dan berbau tanah. Gunakan untuk pupuk tanaman urban farming Anda.

Untuk skala komunitas seperti MDKpr, gunakan wadah besar dan libatkan warga untuk pengumpulan limbah harian.

Diagram Pembuatan Kompos Metode TakakuraDiagram Pembuatan Kompos Metode Takakura

Manfaat untuk Komunitas Urban Farming

- Ekonomi dan Lingkungan : Mengurangi emisi metana dari TPA, hemat biaya pembuangan sampah, dan hasilkan pupuk gratis. Di Mysuru, India, kota menghasilkan 65-66 ton kompos per bulan untuk petani lokal.

- Pendidikan dan Kesehatan: Workshop seperti di UNAIR Indonesia mengajarkan warga membuat kompos, meningkatkan kesadaran lingkungan. Tanaman yang dipupuk kompos ini lebih sehat, bebas kimia.

- Skalabilitas : Dari rumah (seperti Bokashi untuk ruang kecil) hingga komunitas, seperti di Pusat Khidmat Permatang Pauh yang mendistribusikan kompos gratis.

Tips dari Komunitas Global untuk Sukses

- Mulai kecil: Uji di rumah sebelum skalakan ke komunitas, seperti yang dilakukan di Siddipet, India, dengan pusat pembelajaran SWM.

- Hindari kesalahan: Jaga kelembapan, hindari daging/susu, dan aduk rutin untuk cegah bau.

- Libatkan semua: Adakan workshop seperti di Gereja Sacred Heart, Malaysia, yang menggabungkan kompos dengan hidroponik.

- Inovasi: Gabung dengan upcycling, seperti instalasi seni dari sampah kering untuk edukasi anak.

Dengan Metode Takakura, komunitas Anda bisa ikuti jejak MDKpr dan ubah limbah menjadi aset urban farming. Mulai hari ini, dan bagikan cerita sukses di X – mari ciptakan kota lebih hijau!

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |