Kenapa Rasul Mencintai Anak Yatim? Ternyata, Ini Rahasianya

3 hours ago 5
Para anak yatim menghadiri Republika Ramadhan Festival, awal April 2024 silam.Para anak yatim menghadiri Republika Ramadhan Festival, awal April 2024 silam.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Islam menjadikan perlakuan terhadap anak yatim sebagai salah satu indikator keimanan seseorang.

Memuliakan mereka bukan hanya akhlak mulia, melainkan bukti ketulusan beragama. Di tengah zaman yang semakin tak menentu saat ini, masih banyak anak-anak yang kehilangan orang tua, kehilangan harapan, dan menanti uluran kasih dari umat Islam yang meneladani Rasulullah.

Rasulullah SAW telah memberi contoh nyata bagaimana cinta sejati kepada anak yatim bisa mengubah dunia menjadi lebih lembut, adil, dan beradab.

Cinta beliau bukan sebatas simpati, tapi aksi nyata yang lahir dari keimanan dan pengalaman hidup.

Dalam sejarah kemanusiaan, tak ada sosok yang begitu penuh kasih seperti Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah teladan paripurna dalam mencintai, melindungi, dan memuliakan anak-anak yatim.

Bahkan sebelum menjadi nabi, Rasulullah SAW telah dikenal sebagai pribadi yang lemah lembut dan penuh kepedulian terhadap mereka yang lemah dan terpinggirkan.

Cinta Rasulullah SAW kepada anak yatim bukan sekadar empati, melainkan cermin dari pengalaman pribadi. Beliau sendiri adalah seorang yatim sejak masih dalam kandungan.

Ayahnya, Abdullah, wafat sebelum beliau lahir. Ibunya, Aminah, menyusul wafat saat beliau berusia enam tahun. Kemudian kakeknya, Abdul Muthalib, pun wafat dua tahun kemudian, hingga beliau diasuh oleh pamannya, Abu Thalib.

Maka, kasih sayang beliau kepada anak yatim tak lahir dari teori, melainkan dari jejak hidup yang nyata. Beliau tahu rasanya kehilangan pelindung, tahu getirnya hidup tanpa orang tua, dan tahu betapa pentingnya hadirnya orang-orang yang peduli.

Dalam banyak sabdanya, Rasulullah SAW sangat menekankan keutamaan menyantuni anak yatim. Salah satu hadis yang masyhur, beliau bersabda:

أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِي الْجَنَّةِ هَكَذَا، وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ وَالْوُسْطَى وَفَرَّجَ بَيْنَهُمَا شَيْئًا

Artinya: “Aku dan orang yang mengurus (menanggung) anak yatim (kedudukannya) di dalam surga seperti ini.” Beliau mengisyaratkan dengan (kedua jarinya yaitu) telunjuk dan jari tengah serta agak merenggangkan keduanya.” (HR Bukhari).

Betapa agungnya balasan bagi siapa pun yang peduli dan menyayangi anak yatim. Rasulullah SAW bahkan menjanjikan kedekatan dengannya di surga bagi orang-orang yang memuliakan mereka.

Tak hanya dengan kata-kata, beliau pun menunjukkan teladan dalam tindakan.

Dalam berbagai kesempatan, beliau menyantuni anak yatim, duduk dan bermain dengan mereka, serta mengangkat derajat mereka di tengah masyarakat yang sebelumnya acuh tak acuh.

Dalam Alquran, pembelaan terhadap anak yatim juga begitu kuat. Allah SWT berfirman:

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ

Artinya: "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim." (QS. Al-Ma'un: 1-2)

Kini, saatnya umat Islam mengambil peran sebagai pelindung dan penyayang bagi anak-anak yatim, demi menghidupkan kembali jejak kasih Rasulullah di bumi yang kian kehilangan kasih sayang.

Islam Digest Republika

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |