Kecam Rencana Israel, Menteri Eropa: Gaza Bagian Integral dari Palestina

7 hours ago 5
Israel telah membunuh ratusan warga Gaza yang kelaparan. (Days of Palestine)Israel telah membunuh ratusan warga Gaza yang kelaparan. (Days of Palestine)

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Menteri luar negeri dari delapan negara Eropa, termasuk Spanyol, Norwegia, Irlandia, dan Portugal, mengeluarkan kecaman keras bersama atas keputusan Israel untuk meningkatkan operasi militernya di Jalur Gaza, menduduki Kota Gaza, dan mengusir penduduknya.

Para menteri memperingatkan bahwa serangan intensif ini akan memperdalam krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung dan menempatkan nyawa para sandera Palestina pada risiko yang lebih besar.

Dalam pernyataan mereka, menurut Days of Palestine pada Ahad, para menteri menolak segala perubahan demografi di wilayah Palestina yang diduduki. Mereka menegaskan tindakan itu pelanggaran hukum internasional.

Mereka juga menegaskan kembali bahwa Gaza bagian integral dari Negara Palestina, bersama dengan Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

Para menteri menyoroti eskalasi militer berkelanjutan dan potensi pendudukan Kota Gaza sebagai hambatan serius bagi penerapan solusi dua negara. Solusi ini dinilai sebagai kerangka kerja yang diakui secara luas untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina.

Mereka menyatakan keprihatinan mendalam atas memburuknya situasi kemanusiaan di Gaza, diperburuk oleh blokade dan permusuhan yang sedang berlangsung.

Pernyataan itu menyerukan penghentian segera eskalasi militer dan menekankan kebutuhan mendesak untuk memastikan akses yang aman dan adil terhadap bantuan kemanusiaan bagi semua warga Gaza.

Para menteri Eropa juga mendesak masyarakat internasional mengintensifkan upaya diplomatik yang ditujukan untuk melindungi warga sipil.

Sekaligus mempromosikan dialog, dan bekerja menuju perdamaian yang adil dan abadi.

Israel Sengaja Bidik Warga Kelaparan

Investigasi terperinci surat kabar Inggris The Guardian, mengungkap pola tembakan militer Israel yang disengaja untuk menargetkan warga Palestina yang kelaparan.

Tembakan dilesatkan saat mereka mengakses bantuan makanan di Gaza.

Selama hampir dua bulan, bukti yang dikumpulkan dari video, data medis, dan keterangan saksi mata menggambarkan gambaran nyata kekerasan sistematis terhadap warga sipil yang kelaparan.

Investigasi itu menganalisis lebih dari 30 video yang merekam baku tembak hebat di dekat lokasi distribusi makanan yang dikelola Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF).

Rekaman menunjukkan tembakan senapan mesin meletus berulang kali selama sedikitnya 11 hari di sekitar titik-titik bantuan. Hal ini mengakibatkan banyak warga Palestina terluka atau terbunuh saat menunggu makanan.

Selain itu, data medis dari rumah sakit besar di Gaza mengungkapkan bahwa lebih dari 100 pasien tiba dalam keadaan meninggal atau meninggal sesaat setelah tiba akibat luka tembak yang diderita di dekat lokasi tersebut.

Komite Internasional Palang Merah melaporkan bahwa jumlah korban dari insiden ini telah melampaui jumlah total tahunan untuk peristiwa korban massal.

Sejak 27 Mei, Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan bahwa sedikitnya 1.373 warga Palestina telah tewas saat mencari makanan, dengan ratusan lainnya terluka di sekitar konvoi bantuan dan titik distribusi.

Para ahli senjata yang dikonsultasikan The Guardian mengidentifikasi kaliber peluru yang konsisten dengan senjata api pasukan Israel.

Dokter mencatat adanya cedera yang menargetkan bagian tubuh yang rentan, termasuk beberapa kasus luka tembak di leher, kepala, dan bahkan testis, yang menunjukkan adanya tembakan penembak jitu yang disengaja.

Dokter bedah Universitas Oxford, Profesor Nick Maynard, yang telah merawat banyak korban, menekankan pengelompokan luka serupa yang tidak biasa selama hari-hari pendistribusian makanan, dan menggambarkannya sebagai bukti nyata adanya serangan yang ditargetkan.

Selain kerusakan fisik, lingkungan yang kacau di sekitar bantuan yang dijatuhkan dari udara telah semakin membahayakan warga sipil, memperparah krisis kemanusiaan di Jalur Gaza yang diblokade.

Para ahli hukum mengatakan tindakan-tindakan ini pelanggaran berat hukum humaniter internasional, yang mungkin merupakan kejahatan perang.

Organisasi Palestina maupun internasional telah menyerukan intervensi mendesak untuk menghentikan kekerasan dan menjamin akses yang aman terhadap bantuan kemanusiaan.

Investigasi itu juga mengungkap kesaksian kontraktor Amerika yang mengonfirmasi penggunaan amunisi aktif selama operasi ini. Serta menyoroti perintah yang diberikan kepada pasukan Israel untuk menembak warga sipil yang mengumpulkan makanan.

Saat Gaza menghadapi salah satu bencana kemanusiaan terburuk dalam sejarah terkini, laporan ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak bagi komunitas internasional untuk memastikan pengiriman bantuan aman, efektif, dan bebas dari kekerasan.

Mila

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |