Daya Beli Melambat, Laba BFI Finance Berhasil Tumbuh 11 Persen

19 hours ago 11

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Perusahaan pembiayaan PT BFI Finance Indonesia Tbk melaporkan kinerja positif di semester I 2025. Hal ini dicapai di tengah gejolak perekonomian dan daya konsumsi masyarakat yang masih tertahan.

Fundamental bisnis Perusahaan yang solid membuktikan perusahaan mampu menjaga stabilitas kinerja sehingga tetap mencetak pertumbuhan. Rapor kinerja sampai 30 Juni 2025 salah satunya mencatatkan kenaikan total aset sebesar 4,3 persen year-on-year (yoy), yakni menjadi Rp25,3 triliun hingga Juni 2025.

Seiring dengan pertumbuhan total aset, perusahaan juga berhasil membukukan piutang pembiayaan dikelola (managed receivables) sebesar Rp25,6 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 14,2 persen dibandingkan periode semester satu tahun kemarin. Kenaikan ini juga didukung oleh penyaluran pembiayaan baru yang meningkat 19,9 persen secara tahunan sehingga menjadi Rp10,9 triliun periode Januari hingga Juni 2025.

Berdasarkan total managed receivables, komposisi piutang dikelola terbanyak adalah pembiayaan otomotif sebesar 76,0 persen yang meliputi skema pembiayaan kembali (refinancing) dan kredit pembelian unit roda empat melalui rekanan showroom. Di samping itu, porsi pembiayaan alat berat dan mesin tercatat sebesar 14,9 persen, diikuti oleh pembiayaan berjaminan sertifikat properti sebesar 5,2 persen, dan pembiayaan syariah sebesar 3,9 persen.

Ragam layanan pembiayaan tersebut melayani aneka kebutuhan konsumen, antara lain untuk modal kerja, investasi, dan multiguna. Porsi pembiayaan produktif untuk modal kerja dan investasi mendominasi sebesar 78,1 persen dari total piutang dikelola. Hal ini menunjukkan bahwa

BFI Finance turut berkontribusi positif terhadap peningkatan taraf hidup konsumen, termasuk individu, pelaku UMKM, dan perusahaan besar.

Kinerja yang optimal ini dibarengi dengan rasio-rasio keuangan penting yang sehat. Per 30 Juni lalu, rasio pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) perusahaan berada di level bruto 1,63 persen dan level neto 0,30 persen. Rasio NPF ini mengalami sedikit peningkatan,

namun masih jauh lebih baik dibandingkan rerata industri pembiayaan yang berada di level bruto 2,57 persen per Mei 2025 berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Adapun NPF coverage tercatat 2,4 kali dari nilai NPF bruto dan berhasil mempertahankan gearing ratio yang rendah sebesar 1,3 kali. Dari sisi pendapatan dan profitabilitas, BFI Finance meraup total pendapatan senilai Rp3,3 triliun atau tumbuh sebesar 6,2 persen yoy. Kenaikan pendapatan ini juga diiringi pertumbuhan laba bersih yang mencapai 11,1 persen yoy menjadi Rp762,2 miliar. Sementara itu, Return on Asset (RoA) dan Return on Equity (RoE) masing-masing sebesar 7,5 persen dan 14,5 persen.

Pertumbuhan yang dicatat oleh perusahaan adalah sebuah optimisme di tengah berbagai tekanan dan risiko penurunan kualitas pembiayaan yang sedang dihadapi oleh industri, sebagai akibat dari melemahnya daya beli karena pendapatan masyarakat yang menurun.

“Ketidakpastian global dan dinamika pasar domestik sedikit banyak menguji daya tahan kami dalam menjaga kestabilan pertumbuhan bisnis. Alhasil, kami pun terus proaktif dan adaptif dalam menghadapi perubahan pasar. Konsisten dalam menerapkan good corporate governance, pengelolaan manajemen risiko yang efektif, dan peningkatan layanan baik digital maupun offline terus kami lakukan guna memperkuat posisi Perusahaan dalam kondisi ekonomi yang fluktuatif,” ujar Presiden Direktur BFI Finance Sutadi melalui keterangan tertulis, Jumat (25/7/2025).

Pertumbuhan yang dicatatkan oleh BFI Finance ini turut diiringi dengan komitmennya kepada para pemegang kepentingan, khususnya mereka yang mempercayakan investasinya kepada perusahaan. Di kuartal dua lalu, BFI Finance telah menyelesaikan pembagian dividen total senilai Rp902,4 miliar untuk tahun buku 2024 berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa (RUPSTLB) yang digelar pada 8 Mei silam. Keputusan lainnya adalah pengangkatan Tan Rudy Eddywidjaja dan Iwan sebagai direktur baru perusahaan yang berlaku efektif setelah persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dalam hal pendanaan, BFI Finance telah melakukan pelunasan pokok dan bunga Obligasi kepada Pemegang Obligasi Berkelanjutan V Tahap IV Tahun 2023 Seri B senilai Rp385 miliar yang jatuh tempo pada tanggal 14 April 2025, di rentang periode kuartal dua. Tak hanya itu, perusahaan juga menerbitkan penawaran Obligasi Berkelanjutan VI Tahap II Tahun 2025

senilai Rp1 triliun yang direncanakan akan digunakan untuk modal kerja berupa pembiayaan investasi, modal kerja dan multiguna (selain pembiayaan berbasis syariah).

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |