Buang Air Kecil Lebih dari 10 Kali Sehari? Mungkin Tubuh Mengalami 1 dari 7 Hal Ini

8 hours ago 7

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernah merasa ingin buang air kecil terus-menerus dan bertanya-tanya apakah itu normal? Kamu tidak sendirian. Kebiasaan buang air kecil memang jarang dibahas, tetapi para ahli mengatakan sangat penting untuk mengetahui seberapa sering seharusnya buang air kecil. Pasalnya, dorongan yang konstan untuk pergi ke toilet bisa menjadi indikasi adanya kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Menurut Cleveland Clinic, kebanyakan orang buang air kecil antara empat hingga 10 kali sehari, dengan rata-rata tujuh kali. Jika lebih dari itu, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter.

Menurut ahli urologi sekaligus Direktur Medis Urology Cancer Specialists di Los AngelesS Adam Ramin, MD, rasa ingin buang air kecil terus-menerus sebenarnya bisa menunjukkan dua masalah yang serupa tapi berbeda yakni sering buang air kecil (frequent urination) dan buang air kecil berlebihan (excessive urination). "Sering buang air kecil berarti dorongan yang sering membuat seseorang pergi ke kamar mandi untuk mengosongkan kandung kemih. Dalam skenario ini, tubuh masih memproduksi urine dalam jumlah yang tepat," ujar Ramin dikutip dari laman Best Life pada Selasa (12/8/2025).

Dia mengatakan, di sisi lain, buang air kecil berlebihan berarti tubuh memproduksi urine dengan cepat, sehingga memerlukan dorongan untuk sering ke kamar mandi. "Dalam kondisi ini, produksi urine yang tinggi menyebabkan kandung kemih terisi penuh dengan cepat," kata dia.

Meskipun evaluasi dokter tetap yang terbaik untuk gejala spesifik yang dialami, memahami penyebab paling umum di balik dorongan konstan ini adalah langkah awal yang baik. Berikut adalah tujuh alasan umum mengapa Anda merasa harus buang air kecil terus-menerus, menurut para ahli urologi:

1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Peradangan dapat memicu sering buang air kecil seperti yang terjadi pada Infeksi Saluran Kemih (ISK). Seorang ahli urologi dan pakar medis untuk Martina Ambardjieva, MD, mengatakan ketika bakteri masuk ke saluran kemih, mereka menyebabkan infeksi. Bakteri mengiritasi dinding dan menyebabkan peradangan pada kandung kemih dan uretra. "Ini membuat Anda buang air kecil lebih sering, tetapi biasanya dengan jumlah urine yang sedikit," ujarnya. Gejala lain yang mungkin timbul adalah nyeri saat buang air kecil atau nyeri di punggung bagian bawah. ISK umumnya diobati dengan antibiotik.

2. Stres

Kondisi kesehatan mental memiliki efek luar biasa pada kesehatan fisik, termasuk sistem kemih. "Sering buang air kecil kadang-kadang bisa menjadi reaksi terhadap kecemasan atau stres. Ini mungkin terkait dengan respons alami tubuh Anda dalam menghadapi stres (fight-or-flight)," kata Ambardjieva. Namun, ia mengakui bahwa para ilmuwan masih belum sepenuhnya memahami bagaimana proses patofisiologis otak yang disebabkan oleh stres dapat memengaruhi refleks buang air kecil.

3. Ada Tekanan pada Kandung Kemih

Ambardjieva mengatakan terkadang struktur abnormal di dalam tubuh akibat kondisi patologis dapat menyebabkan dorongan untuk sering buang air kecil. Ini bisa termasuk tumor kanker atau tumor jinak di dalam atau dekat kandung kemih, massa panggul, batu kandung kemih, dan obstruksi lainnya.

Penyebab umum lainnya yang memengaruhi jutaan pria, terutama di atas usia 50, adalah pembesaran prostat, atau yang dikenal sebagai benign prostatic hyperplasia (BPH). "BPH menekan uretra karena prostat yang membesar, yang dapat menghambat aliran urine. Akibatnya, ini mengiritasi kandung kemih, sehingga sedikit saja urine sudah bisa menyebabkan kandung kemih berkontraksi, memicu dorongan untuk buang air kecil," kata dia.

4. Kandung Kemih Terlalu Aktif (Overactive Bladder)

Overactive bladder (OAB) adalah kondisi di mana otot kandung kemih berkontraksi tanpa disengaja, bahkan saat kandung kemih hampir kosong. "Orang dengan kandung kemih terlalu aktif akan merasakan dorongan tiba-tiba dan kuat untuk segera pergi ke kamar mandi. Jika tidak diobati, ini bisa menyebabkan inkontinensia urine," kata Samadi. Perubahan gaya hidup, latihan dasar panggul, dan pengobatan dapat membantu meredakan gejalanya.

5. Iritasi atau Cedera Saraf Tulang Belakang

Anda mungkin tidak menyangka bahwa dorongan sering buang air kecil bisa disebabkan oleh iritasi atau cedera saraf tulang belakang, tetapi Ramin mengatakan penyebab neurogenik ini bisa menjadi biang keladinya. Hal ini bisa terjadi karena gangguan neurologis dan cedera pada saraf dapat mengganggu pesan saraf antara otak dan otot yang mengendalikan kandung kemih, dan menyebabkan masalah dengan kontrol serta pengosongan kandung kemih. Beberapa kondisi yang terkait dengan iritasi atau cedera jenis ini termasuk Alzheimer, cerebral palsy, stroke, gangguan saraf, diabetes, dan Parkinson.

6. Infeksi Menular Seksual (IMS)

Infeksi yang disebabkan oleh penyakit menular seksual (IMS) juga merupakan penyebab umum sering buang air kecil. "Berbagai bakteri dan virus, termasuk Chlamydia trachomatis, Neisseria gonorrhoeae, dan Herpes simplex, dapat menginfeksi uretra dan menyebabkan uretritis," kata Ambardjieva. Uretritis juga dapat memicu sering buang air kecil. Tes rutin dapat membantu memastikan Anda mendapatkan pengobatan yang tepat jika IMS adalah penyebab di balik gejala Anda.

7. Perubahan Pola Makan atau Obat-obatan

Menurut Ambardjieva, makanan dan minuman tertentu seperti alkohol, kafein, dan pemanis buatan memiliki efek diuretik, bisa meningkatkan dorongan untuk buang air kecil. Demikian pula, banyak obat-obatan yang dirancang untuk membersihkan tubuh dari cairan ekstra yang mungkin ada. "Akibat langsungnya, obat-obatan tersebut membuat pasien harus lebih sering buang air kecil," ujarnya. Obat-obatan seperti lithium, inhibitor SGLT2 untuk diabetes, SSRI (termasuk Lexapro, Zoloft, dan Prozac), dan beberapa obat tekanan darah bisa menjadi pemicunya.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |