Alhamdulillah, Suwarsih dan Keluarga Bisa Nikmati Layanan BPJS Kesehatan

6 hours ago 3
dok BPJS KesehatanSuwarsih dan keluarganya Sumber:dok BPJS Kesehatan

BLORA – Suwarsih (71), warga Desa Mendenrejo, Kecamatan Kradenan, kini tengah menjalani perawatan intensif karena anemia dan gejala tubuh lemas. Di samping ranjangnya, duduk sabar lima orang anaknya yang bergantian menjaga sang ibu. Di antara mereka, Winarni (47) dengan mata berkaca-kaca menceritakan betapa berharganya Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi keluarganya.

“Kami memang tinggal tidak jauh dari rumah ibu. Hari itu, kami lihat beliau sudah tidak kuat berdiri. Wajahnya pucat, jalannya terhuyung. Kami langsung sepakat membawa beliau ke rumah sakit. Alhamdulillah, karena beliau peserta JKN, semuanya berjalan lancar tanpa biaya sepeser pun,” ujar Winarni saat menceritakan kisahnya, Jumat (19/07).

Perjalanan ke rumah sakit bukan hal yang ringan bagi keluarga Suwarsih. Letak rumah mereka yang berada di wilayah pelosok Kabupaten Blora membuat mereka harus menempuh perjalanan jauh ke fasilitas kesehatan terdekat. Kekhawatiran terbesar bukan soal jarak, melainkan soal biaya. Namun, rasa cemas itu pupus seketika ketika mereka sampai di RSUD Samin Surosentiko Randublatung.

“Petugas rumah sakit menyambut kami dengan baik. Begitu tahu ibu peserta JKN, proses administrasi langsung dipandu. Hari pertama sampai hari kedua, tidak ada satu rupiah pun yang keluar dari kantong kami. Yang ada hanya rasa syukur dan tenang,” kata Winarni sambil sesekali melihat ke arah ibunya yang tertidur lemah di ranjang perawatan.

Suwarsih sendiri merupakan peserta JKN dari segmen pensiunan PNS. Selama ini, ia jarang memanfaatkan layanan kesehatan karena merasa tubuhnya masih kuat. Namun dalam dua minggu terakhir, kondisi fisiknya menurun drastis. Ia mengeluhkan tubuh lemas, hilang nafsu makan, serta sering merasa pusing yang mengganggu aktivitas sehari-harinya.

“Kalau tidak ada JKN, jujur kami tidak tahu harus bagaimana. Mau pinjam uang ke tetangga, semuanya juga hidup pas-pasan. Mau nunggu ibu sembuh sendiri, kami takut kondisinya memburuk. Alhamdulillah sekali ibu punya JKN,” tutur Winarni.

Di tengah perawatan, para tenaga kesehatan yang menangani Suwarsih juga memberikan pelayanan terbaik. Dari pemeriksaan darah hingga penanganan lanjutan, semua ditangani cepat dan profesional. Tidak ada diskriminasi dalam pelayanan meskipun pasien menggunakan fasilitas JKN.

“Dokternya sabar menjelaskan, perawatnya juga ramah. Ibu kami diperlakukan dengan penuh hormat dan kasih sayang. Semua itu membuat kami semakin yakin bahwa BPJS Kesehatan benar-benar bisa diandalkan,” ujar Winarni.

Di RSUD Samin Surosentiko Randublatung, puluhan pasien setiap harinya merasakan manfaat serupa dari Program JKN. Bagi banyak keluarga di pelosok daerah seperti Desa Mendenrejo, kehadiran JKN telah menjadi penopang harapan dan solusi nyata atas keterbatasan akses serta kemampuan finansial.

“Saya lihat sendiri, bukan hanya ibu saya yang tertolong. Di bangsal ini banyak pasien lain yang juga dirawat tanpa keluar biaya karena JKN. Rasanya seperti tidak sendiri,” ungkap Winarni.

Program yang dikelola oleh BPJS Kesehatan ini telah menjadi pelindung kesehatan, terutama bagi masyarakat yang tinggal jauh dari pusat kota. Menurut data dari BPJS Kesehatan Cabang Pati, hingga Juli 2025, lebih dari 97% penduduk di wilayah kerjanya telah terdaftar sebagai peserta JKN. Meski begitu, tantangan dalam menjaga tingkat keaktifan peserta dan memperkuat edukasi kesehatan masyarakat masih terus menjadi perhatian.Hal ini juga dirasakan oleh Winarni, yang sempat meremehkan pentingnya JKN sebelum ibunya jatuh sakit.

“Kami dulu juga sempat tidak terlalu paham soal pentingnya JKN. Tapi setelah kejadian ini, kami jadi sadar betul. Andai tidak ada JKN, mungkin kami tidak tahu harus ke mana,” ujarnya lirih.

Winarni mengungkapkan bahwa ia ingin kisah ini menjadi pengingat bagi masyarakat luas agar tidak meremehkan pentingnya kepesertaan JKN, terutama bagi keluarga dengan orang tua lanjut usia.

“Saya ingin orang-orang tahu bahwa JKN bukan sekadar program. Ini adalah harapan, apalagi untuk orang yang sudah menginjak masa tua. Jangan menunggu sampai keadaan darurat untuk menyadari manfaatnya,” katanya.

Hari itu, Winarni dan keempat saudaranya bergantian menjaga sang ibu. Mereka menyuapi makanan hangat, membacakan doa-doa, dan menenangkan hati Suwarsih agar tetap semangat menjalani proses pemulihan. Di balik suasana bangsal perawatan yang sunyi, mereka menciptakan ruang penuh cinta, harapan, dan rasa syukur.

“Kami semua hanya ingin ibu cepat sehat. Tapi kami juga bersyukur karena saat kami butuh, negara hadir lewat JKN ini. Terima kasih JKN. Terima kasih kepada semua pihak yang sudah memperjuangkan program ini. Semoga semakin banyak orang terbantu seperti kami,” tuturnya.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |