
SURABAYA -- Selama lebih dari 50 tahun bermitra bersama komunitas peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur, Nestlé Indonesia kembali menegaskan komitmennya memperkuat sistem peternakan rakyat yang tangguh, modern, dan berkelanjutan. Komitmen ini diwujudkan melalui pengembangan fasilitas digital di 70 Pos Penampungan Susu di berbagai wilayah Jawa Timur sebagai bagian dari inisiatif transformasi digital dalam rantai pasok susu segar.
Sebagai bagian dari komitmen Creating Shared Value (CSV), Nestlé meyakini, pertumbuhan bisnis harus berjalan beriringan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
Komitmen ini tecermin dari berbagai capaian keberlanjutan, antara lain pengurangan emisi karbon 20,38 persen sejak 2018, percepatan pasokan bahan baku regeneratif 21,3 perseb lebih awal dari target, serta dukungan terhadap lebih dari 10,2 juta anak muda untuk mengakses peluang ekonomi sejak 2017.
Di Indonesia, Nestlé mendampingi ribuan peternak sapi perah di Jawa Timur dan petani kopi di Lampung, sekaligus mengembangkan infrastruktur ramah lingkungan seperti biogas dan TPS3R. Digitalisasi pos penampungan ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan akurasi dalam proses penerimaan susu.
Melalui sistem digital, peternak dan koperasi kini bisa mencatat data secara real-time, meminimalkan risiko kesalahan pencatatan manual, mempercepat proses administrasi dan pembayaran, serta mengoptimalkan pengelolaan tenaga kerja dan pengendalian kerugian (losses).
Langkah ini menjadi tonggak penting dalam mendorong adopsi teknologi di tingkat peternak sapi perah rakyat.
Dalam pelaksanaannya, Nestlé Indonesia menggandeng berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, pengembang aplikasi digital, serta koperasi peternak untuk bersama-sama merancang sistem yang sesuai dengan kebutuhan lapangan.
Selain itu, Nestlé menyediakan dukungan teknis dan sharing pembiayaan guna memastikan para mitra mampu mengimplementasikan sistem digital ini secara menyeluruh dan berkelanjutan.
“Transformasi digital di pos penampungan susu merupakan langkah strategis yang tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, juga memperkuat transparansi dan kepercayaan dalam rantai pasok kami,’’ kata Syahrudi, Head of Sustainable Agri Nestlé Indonesia dalam keterangan yang dikutip Rabu (10/9/2025).
Melalui pendekatan kolaboratif dan pemanfaatan teknologi yang tepat guna, jelas dia, pihaknya ingin memastikan para peternak rakyat dapat terus berkembang dan menjadi bagian dari sistem pangan yang lebih modern, inklusif, dan berkelanjutan.
Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Argopuro, H Suloso, menyampaikan antusiasme para peternak terhadap penembangan inisiatif ini.
“Proses administrasi dan pembayaran susu sekarang lebih cepat dan efisien. Kami sangat mengapresiasi dukungan dari Nestlé Indonesia dalam membantu kami memasuki era digital,” ungkapnya.
Inisiatif Pos Penampungan Digital ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang Nestlé Indonesia dalam memperkuat rantai pasok susu lokal.
Sebelumnya, Nestlé Indonesia meresmikan implementasi closed barn system, yaitu sistem kandang tertutup yang mendukung peningkatan produktivitas, kebersihan, dan kesehatan sapi perah rakyat di Jawa Timur.
Seluruh upaya ini mencerminkan visi Nestlé untuk terus menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan melalui pengembangan sektor pertanian dan peternakan yang berkelanjutan.
“Kami percaya keberlanjutan dalam industri susu harus dimulai dari hulu. Dengan mendukung peternak dalam mengadopsi teknologi, meningkatkan produktivitas, serta menjaga kualitas susu segar, kami bersama-sama membangun fondasi yang kuat untuk sistem pangan yang sehat dan bertanggung jawab di masa depan,” tutup Syahrudi.