
FIFARM--Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.), yang juga dikenal sebagai jahe Jawa atau Javanese turmeric, merupakan tanaman herbal asli Indonesia yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional. Tanaman ini kaya akan senyawa bioaktif seperti kurkuminoid, xantorrhizol, dan minyak atsiri, yang memberikan berbagai manfaat kesehatan. Berdasarkan penelitian ilmiah dari berbagai jurnal, temulawak terbukti efektif dalam mendukung kesehatan pencernaan, meningkatkan kekebalan tubuh, melindungi hati, serta memiliki sifat antioksidan, antiinflamasi, dan bahkan antikanker.
Manfaat untuk Kesehatan Pencernaan
Temulawak secara tradisional digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan seperti kurang nafsu makan, gangguan lambung, sembelit, diare berdarah, dan disentri. Senyawa seperti kurkumin dan kamfer dalam temulawak dapat meningkatkan sekresi empedu, yang membantu proses pencernaan. Sebuah tinjauan sistematis dalam jurnal *Nusantara Hasana Journal* (2025) menunjukkan bahwa temulawak memiliki efek hepatoprotektif, antiinflamasi, antimikroba, dan karminatif yang mendukung fungsi pencernaan dan modulasi metabolisme gastrointestinal. Studi ini melibatkan analisis dari basis data seperti PubMed dan Scopus dari tahun 2013 hingga 2023, yang menemukan bahwa xantorrhizol dalam temulawak berpotensi melawan *Helicobacter pylori* dan mengurangi mediator inflamasi, sehingga efektif untuk mengobati gangguan pencernaan seperti ulkus dan infeksi lambung. Selain itu, penelitian dalam *Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine* (2021) mengonfirmasi penggunaan tradisional temulawak untuk membersihkan saluran pencernaan dan mengatasi perut kembung, didukung oleh aktivitas antimikroba terhadap patogen seperti *Escherichia coli*.
Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Temulawak berperan penting dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh melalui sifat antioksidan dan antiinflamasi. Senyawa xantorrhizol dalam temulawak dapat menekan sitokin proinflamasi seperti IL-1ß, IL-6, dan TNF-a, serta menghambat enzim seperti COX-2 dan iNOS. Sebuah studi dalam *Journal of Applied Pharmaceutical Science* (2024) menyimpulkan bahwa xantorrhizol dari temulawak memiliki efek imunomodulator, termasuk mengurangi peradangan pada model kolitis dan periodontitis, serta melindungi dari stres oksidatif dengan menangkap radikal bebas (ROS). Penelitian lain dalam *Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine* (2021) menunjukkan aktivitas antimikroba temulawak terhadap bakteri seperti *Staphylococcus aureus* dan jamur *Candida albicans*, yang mendukung penggunaan tradisional untuk menjaga kesehatan dan menghilangkan kelelahan, sehingga meningkatkan daya tahan tubuh secara keseluruhan.
Perlindungan Hati dan Detoksifikasi
Salah satu khasiat utama temulawak adalah melindungi hati dari kerusakan. Secara tradisional, tanaman ini digunakan untuk mengobati penyakit hati dan hepatitis. Penelitian dalam *Pharmacognosy Research* (2016) menemukan bahwa ekstrak etanol temulawak menghambat enzim fase II seperti UGT dan GST, yang berperan dalam detoksifikasi, sehingga berpotensi mencegah kerusakan hati akibat toksin seperti asetaminofen dan cisplatin. Tinjauan dalam *Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine* (2021) juga mengonfirmasi efek hepatoprotektif temulawak, di mana administrasi oral mengurangi kerusakan hati pada model hewan, dengan menurunkan sitokin proinflamasi dan kadar trigliserida hati. Selain itu, studi dalam *Journal of Applied Pharmaceutical Science* (2024) menunjukkan bahwa xantorrhizol mengurangi enzim hati seperti ALT dan AST pada model hepatotoksisitas yang diinduksi cisplatin.
Sifat Antioksidan dan Antiinflamasi
Temulawak kaya antioksidan yang melawan radikal bebas dan mengurangi stres oksidatif. Sebuah penelitian dalam *Food Science and Biotechnology* (2016) menunjukkan bahwa ekstrak temulawak memiliki kapasitas antioksidan aktif dengan IC50 sebesar 87,01 ppm, diukur menggunakan metode DPPH, dan kandungan kurkumin mencapai 27,19%, yang menjadikannya sumber antioksidan alami yang baik. Efek antiinflamasi didukung oleh senyawa seperti germacrone dan xantorrhizol, yang menghambat jalur NF-?B dan MAPK, sebagaimana dijelaskan dalam *Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine* (2021). Penelitian dalam *Journal of Applied Pharmaceutical Science* (2024) juga menemukan bahwa xantorrhizol melindungi ginjal, otak, dan kulit dari kerusakan oksidatif, termasuk efek nefroprotektif dan neuroprotektif.
Potensi Antikanker
Temulawak menunjukkan potensi sebagai agen antikanker melalui senyawa xantorrhizol. Sebuah ulasan dalam *Phytomedicine* (2022) menyatakan bahwa xantorrhizol efektif melawan berbagai jenis kanker seperti payudara, serviks, kolon, hati, paru-paru, mulut, dan kulit, dengan mekanisme seperti menginduksi apoptosis, menghentikan siklus sel, dan menghambat angiogenesis serta metastasis melalui jalur MAPK dan PI3K/Akt. Penelitian dalam *Pharmacognosy Research* (2016) juga menunjukkan bahwa ekstrak temulawak dapat bertindak sebagai kemomodulator untuk mengatasi resistensi obat pada sel kanker dengan menghambat enzim GST.
Temulawak menawarkan khasiat luas untuk kesehatan, mulai dari mendukung pencernaan hingga meningkatkan kekebalan tubuh, didukung oleh bukti ilmiah dari jurnal penelitian. Namun, konsumsi temulawak sebaiknya dilakukan secara wajar dan dikonsultasikan dengan dokter, terutama bagi penderita kondisi kesehatan tertentu, untuk menghindari interaksi obat atau efek samping. Dengan integrasi antara pengetahuan tradisional dan penelitian modern, temulawak dapat menjadi pilihan herbal alami untuk menjaga kesehatan sehari-hari.