Digitalisasi Pelabuhan, Kunci Efisiensi Maritim Masa Depan?

18 hours ago 5

Home > Port Tuesday, 10 Jun 2025, 10:30 WIB

Masalah dokumentasi seperti SOF dan bill of lading juga dapat diatasi dengan AI dan manajemen data terpadu.

 FreepikEfisiensi pelabuhan dapat ditingkatkan dengan penggunaan AI (kecerdasan buatan) (Ilustrasi). Sumber: Freepik

ShippingCargo.co.id, Jakarta—Dalam sesi “Digital Efficiency Drivers at Port” pada konferensi Geneva Dry, para ahli teknologi maritim membahas bagaimana pelabuhan dapat mengurangi waktu tunggu kapal secara signifikan melalui transformasi digital.

Konektivitas dan mindset baru menjadi sorotan utama. Ben Palmer dari Inmarsat Maritime menyatakan bahwa koneksi internet real-time seperti "oksigen" bagi digitalisasi. Namun, tantangan budaya dan resistensi terhadap perubahan masih menghambat adopsi teknologi di pelabuhan.

Janani Yagnamurthy dari Marcura menyoroti ketakutan terhadap "dark data" dan sistem lama yang kompleks. Ia mencontohkan keberhasilan Pelabuhan Gijón, Spanyol, yang menggunakan pendekatan modular dengan sensor tambahan tanpa mengganti sistem lama.

Ingrid Kylstad dari Klaveness Digital menekankan pentingnya integrasi teknologi dalam alur kerja, bukan sekadar membeli alat canggih. Tanpa penyesuaian proses internal, nilai tambah digitalisasi akan sia-sia.

Evangelos Efstathiou dari Burmester & Vogel menambahkan bahwa teknologi kini lebih mudah diintegrasikan berkat API dan SaaS. Ia menyarankan mencapai kemenangan kecil lebih dulu untuk mendorong penerimaan internal.

Yuriy Kizlevych dari Overhorn Swiss menyerukan transparansi data berbasis AI untuk mengurangi kesenjangan performa terminal global, dan mendorong kolaborasi lintas pemangku kepentingan.

Panel juga menyoroti pentingnya mengubah data operasional menjadi peluang bisnis baru, bukan sekadar alat efisiensi. Masalah dokumentasi seperti SOF dan bill of lading juga dapat diatasi dengan AI dan manajemen data terpadu.

Akhirnya, para ahli sepakat bahwa transformasi digital harus inklusif dan kolaboratif, dengan pelatihan dan pemberdayaan SDM sebagai kunci sukses jangka panjang. Industri perlu terus belajar dan menyesuaikan diri setiap lima tahun seiring cepatnya perubahan teknologi.

“Untuk tetap relevan, industri maritim harus siap belajar ulang dan beradaptasi,” tegas Yagnamurthy, seperti dilansir oleh Splash247.

Image

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |