BCA Syariah Perkuat Keamanan Digital BSya dengan Verifikasi Berlapis

4 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BCA Syariah memperkuat keamanan digital pada aplikasi BSya dengan verifikasi berlapis, sekaligus menekankan pentingnya literasi finansial bagi generasi muda. Upaya ini menjadi modal penting menjaga kepercayaan nasabah di era perbankan digital.

Vice President Cash Management BCA Syariah, Nadia Amalia, menjelaskan sistem keamanan BSya dilengkapi verifikasi lifeness untuk mencegah penyalahgunaan data oleh robot maupun kecerdasan buatan.

“Pada saat mau onboarding di BSya, ada satu proses verifikasi yang dilakukan melalui skema lifeness. Jadi, untuk memastikan bahwa yang mengajukan ini bukan AI, bukan robot, itu ada sistem lifeness,” ujarnya di Jakarta, Senin (25/8/2025) lalu.

BCA Syariah juga terhubung dengan Dukcapil untuk memastikan keabsahan data, serta menambah lapisan keamanan berupa video call dengan agen HaloBCA. Transaksi pun dijaga dengan dua kode, yakni akses login dan PIN otorisasi.

“Kalau sudah melalui proses itu, memang orangnya yang melakukan. Dia tidak bisa menyangkal karena hanya dia yang memasukkan sampai dua lapisan,” jelas Nadia.

Ia menambahkan, nasabah juga harus berperan aktif menjaga keamanan. “Kami tidak bosan-bosan mengedukasi agar melakukan pembaruan setiap 30 hari. Dan jangan pernah membagikan kode akses login atau PIN kepada siapa pun, bahkan kepada orang bank sekalipun,” katanya.

BCA Syariah menegaskan komitmennya lewat investasi teknologi dan sertifikasi ISO 27001-2022. “BCA Syariah ini sudah tersertifikasi ISO 27001-2022 tentang sistem manajemen keamanan informasi. Jadi biar lebih percaya diri melakukan transaksi bersama BCA Syariah, kami lakukan sertifikasi itu,” ujar Nadia.

Penguatan keamanan sejalan dengan meningkatnya transaksi digital. Hingga Juni 2025, transaksi BSya naik 20,1 persen (yoy), transfer BI-Fast tumbuh 14,6 persen (yoy), dan transaksi QRIS melonjak 119 persen (yoy). Jumlah nasabah bertambah 13,7 persen (yoy).

Presiden Direktur BCA Syariah, Yuli Melati Suryaningrum, menargetkan migrasi penuh ke BSya pada Oktober 2025, seiring penutupan aplikasi lama. “Kalau pengguna BSya itu mungkin sekarang baru 40 ribuan. Masih ada juga yang pakai aplikasi mobile banking lama. Nah, kita targetkan Oktober itu sudah migrasi semua,” ujarnya.

Yuli menyebut langkah ini dilakukan demi efisiensi dan peningkatan fitur. “Di mobile banking lama, misalnya, tidak ada fitur top-up Flazz. Lalu ada yang mengeluh di Instagram, ‘Ini gimana sih BCA Syariah kok belum bisa top-up Flazz?’ Nah, di BSya sudah bisa,” katanya.

Sejalan dengan itu, Direktur BCA Syariah, Ina Widjaja, menekankan BSya tidak sekadar mendukung transaksi, melainkan juga ibadah. Masyarakat kini bisa menabung, berinvestasi emas, menunaikan zakat, hingga setoran haji dalam satu layanan digital.

Namun, penguatan teknologi saja tidak cukup. BCA Syariah menilai kepercayaan nasabah juga ditopang oleh perilaku finansial yang sehat. Karena itu, edukasi turut digencarkan, terutama bagi generasi muda yang menjadi pengguna dominan layanan digital.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |