Bank Syariah Matahari Resmi Diluncurkan

3 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS) Syariah Matahari atau Bank Syariah Matahari (BSM) besutan Muhammadiyah resmi diluncurkan pada Kamis (11/9/2025). Kehadiran BSM diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih luas bagi industri keuangan syariah nasional.

Launching hari ini sebenarnya kami ingin memberitahukan kepada masyarakat luas bahwa Muhammadiyah saat ini punya bank syariah yang lahir dari rahim Muhammadiyah. Ini bukti komitmen Muhammadiyah di sektor ekonomi, khususnya industri keuangan syariah,” ujar Direktur Utama Bank Syariah Matahari, Muhammad Iman Sastra Mihajat, dalam acara peresmian di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Uhamka, Jakarta Timur.

BSM hadir untuk memperkuat literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia. Pada tahap awal, layanan BSM baru tersedia di Jabodetabek, namun ke depan akan diperluas ke luar Pulau Jawa.

“Mungkin kemarin masih sedikit orang mengenal bank syariah di Jabodetabek atau kota besar. Alhamdulillah, saat ini respons masyarakat sangat positif. Kami mulai dari Jabodetabek, tapi tidak menutup kemungkinan akan meluas ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan daerah lainnya,” ucap Iman.

Mayoritas nasabah BSM merupakan warga Muhammadiyah. Fokus utama bank ini adalah mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta amal usaha Muhammadiyah (AUM).

“Karena ini bank-nya Muhammadiyah, kami lebih fokus pada layanan keuangan bagi amal usaha Muhammadiyah dan UMKM. Banyak amal usaha yang membutuhkan bantuan agar bisa tumbuh lebih besar,” jelasnya.

BSM bertransformasi dari Bank Perkreditan Rakyat Konvensional menjadi BPRS sesuai SK OJK No KEP-39/D.03/2025 pada 18 Juni 2025. Bank sebelumnya bernama Bank Matahari Artadaya, yang berdiri sejak 1989, kini resmi beroperasi sebagai bank syariah.

Menurut catatan Republika, modal awal BSM sebesar Rp6 miliar sebelum konversi. Setelah transformasi, modal meningkat signifikan menjadi Rp7,18 miliar pada Juni 2025. Aset juga tumbuh impresif, dari Rp17,3 miliar pada Januari 2024 menjadi Rp41,8 miliar pada Juni 2025 atau naik lebih dari 141 persen dalam 18 bulan.

Dana pihak ketiga (DPK) meningkat dari Rp 10 miliar menjadi Rp33,9 miliar pada periode yang sama. Pembiayaan pun melonjak dari Rp13,1 miliar pada Januari 2024 menjadi Rp34,1 miliar pada Juni 2025. Pertumbuhan laba sangat mencolok, dari Rp9,6 juta pada awal 2024 menjadi Rp284 juta pada pertengahan 2025.

Produk penghimpunan dana BSM mencakup Tabungan Mahadaya, Tabungan Amanah, Deposito Mahadaya, dan Deposito Amanah. Untuk penyaluran dana, produk unggulan meliputi Flexi Ijarah dan Smart Murabahah, berbasis akad syariah yang jelas, transparan, dan bebas dari riba maupun gharar.

Salah satu kekuatan BSM adalah fokus pada segmen AUM, seperti sekolah, universitas, rumah sakit, dan karyawan Muhammadiyah. Dengan ekosistem yang besar dan stabil, BSM memiliki pasar internal yang loyal serta potensial untuk dikembangkan melalui digitalisasi dan integrasi sistem keuangan Muhammadiyah.

Di tengah dominasi Bank Syariah Indonesia (BSI) dan kehadiran fintech syariah, BSM menempati ceruk pasar spesifik, yakni warga Muhammadiyah. Dengan lebih dari 30 juta anggota, 170 perguruan tinggi, ribuan sekolah, rumah sakit, hingga koperasi, potensi pasar internal Muhammadiyah sangat besar. Posisi BSM sebagai bank komunitas syariah berbasis dakwah memberikan nilai tambah yang sulit ditiru kompetitor besar.

Read Entire Article
Berita Republika | International | Finance | Health | Koran republica |